Pengembang game independen asal Bandung, Indonesia, Fajrul FN, resmi merilis trailer terbaru Acts of Blood dalam gelaran Summer Game Fest 2025. Setelah hampir setahun menjalani masa uji coba beta, game bergenre beat-’em-up ini akhirnya menunjukkan wujud yang lebih matang kepada publik global.
Acts of Blood berlatar di sebuah dunia distopia yang terinspirasi dari lingkungn di wilayah Asia Tenggara. Narasinya berpusat pada seorang pemuda yang menempuh jalan kekerasan demi membalas kematian sang ayah. Dalam perjalanannya, ia harus menghadapi kelompok kriminal brutal yang seolah tak pernah habis. Karakter utama tampak tak gentar—justru menjadi sosok yang mampu menghantam lebih keras dari musuh-musuhnya.
Dari segi visual dan atmosfer, Acts of Blood jelas membawa napas sinematik khas film laga Indonesia dekade terakhir. Referensi kuat terhadap karya-karya seperti The Raid (2011) garapan Gareth Evans dan The Night Comes For Us (2018) besutan Timo Tjahjanto terlihat mencolok, terutama dalam gaya pertarungan yang intens, brutal, dan penuh koreografi tangan kosong.
Meski demikian, sistem permainannya tak sepenuhnya bergantung pada narasi aksi semata. Acts of Blood tampak mengambil inspirasi dari Sifu (2022), game buatan studio Prancis Sloclap yang mengusung mekanik pertarungan bebas dan dinamis. Perbedaannya, tokoh utama dalam Acts of Blood tak segan menggunakan berbagai senjata—mulai dari tongkat baseball, linggis, hingga shotgun—untuk bertahan hidup.
Fajrul FN juga menambahkan elemen parkour yang mengingatkan pada Mirror’s Edge. Alhasil, pemain dapat melintasi atap dan ruang-ruang sempit dengan lincah, memberikan variasi gerak di tengah kepungan lawan. Salah satu adegan dalam trailer menyerupai adegan perkelahian ikonis di halaman penjara dari The Raid 2, menegaskan bahwa game ini bukan sekadar terinspirasi, tetapi juga memberi penghormatan kepada tradisi aksi lokal.
Dengan pendekatan visual yang modern, mekanisme combat yang cair, dan atmosfer yang kental bergaya film aksi Indonesia, Acts of Blood menandai babak baru bagi pengembang game tanah air yang ingin tampil di panggung internasional—tak hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai sorotan utama.