Setelah penantian panjang selama satu dekade, Dragon Age: The Veilguard yang dirilis pada musim gugur tahun lalu justru mengecewakan banyak pihak. Tak hanya disambut dingin oleh penggemar, game ini juga dilabeli sebagai kegagalan oleh penerbitnya sendiri, Electronic Arts (EA). Padahal, pendahulunya, Dragon Age: Inquisition, pernah meraih berbagai penghargaan Game of the Year pada 2014.
Laporan investigatif terbaru dari Bloomberg mencoba menelusuri akar masalah di balik kegagalan The Veilguard, dan hasilnya menunjukkan bahwa masalah internal di BioWare turut berperan besar.
Salah satu temuan utama adalah rencana awal EA dan BioWare yang ingin menjadikan The Veilguard sebagai game live-service—model game yang berfokus pada konten berkelanjutan dan monetisasi jangka panjang. Keputusan ini sempat diubah di tengah jalan menjadi game single-player, namun kerusakan telah terjadi. Tim pengembang kesulitan mengembalikan kedalaman cerita dan kompleksitas pilihan yang menjadi ciri khas seri Dragon Age.
Konflik internal pun tak terhindarkan. Laporan Bloomberg mengungkap adanya ketegangan antara tim pengembang Dragon Age dan tim Mass Effect di dalam tubuh BioWare. Bahkan setelah kedua tim digabung untuk mengerjakan proyek The Veilguard, dinamika yang terbangun justru menciptakan kubu-kubu yang saling bersaing.
Ketika pimpinan dari tim Mass Effect mulai memegang kendali, mereka disebut mengejek kinerja tim Dragon Age dan mulai menyingkirkan pemimpin-pemimpin lama dari keputusan-keputusan penting. Bloomberg mencatat, tim Mass Effect mendapat kelonggaran untuk mengambil keputusan ambisius, sementara tim Dragon Age terus dibatasi oleh anggaran dan waktu.
David Gaider, mantan penulis utama seri Dragon Age, menyebut bahwa sejak dulu Mass Effect selalu lebih diistimewakan dalam diskusi alokasi sumber daya di EA. “Setiap kali tim Mass Effect menyampaikan permintaan sumber daya kepada EA, mereka mendapatkannya. Tapi Dragon Age selalu harus melawan arus,” ujar Gaider kepada Bloomberg.
Kegagalan ini pun berdampak serius. BioWare memutuskan untuk memangkas jumlah staf dan memindahkan beberapa pengembang ke proyek-proyek lain di bawah payung EA. Kini, hanya tersisa tim kecil di BioWare yang tengah menggarap game terbaru dari seri Mass Effect.
Kisah The Veilguard menjadi catatan pahit bagi penggemar RPG dan pengamat industri, menunjukkan bahwa konflik internal dan perubahan arah pengembangan yang tidak konsisten bisa menjadi resep kegagalan, bahkan untuk waralaba besar seperti Dragon Age.