Rilisnya Death Stranding 2 menjadi sorotan tajam di industri game global. Game buatan Kojima Productions ini tak hanya mendapat sambutan hangat dari para kritikus dan penggemar, tetapi juga menciptakan fenomena unik di tengah regulasi digital yang semakin ketat. Beberapa pemain di Inggris dilaporkan memanfaatkan visual realistis dari game ini untuk mengakali sistem verifikasi usia daring.
Sejak diluncurkan, Death Stranding 2 mendapat pujian luas berkat pendekatan sinematiknya dan kualitas grafis yang luar biasa. Game ini menggunakan Decima Engine—engine yang juga digunakan oleh Horizon Forbidden West—yang kali ini dikembangkan lebih jauh untuk menciptakan model karakter yang hampir tak bisa dibedakan dari manusia sungguhan.
Keberhasilan teknis ini ternyata berbuntut tak terduga. Seorang pengguna platform X (sebelumnya Twitter), Dany Sterkhov, mengklaim bahwa fitur photo mode dalam Death Stranding 2 bisa digunakan untuk melewati proses verifikasi usia di Discord. Unggahan tersebut langsung menuai respons dari warganet lain yang mengaku berhasil melakukan hal serupa.
Kontroversi ini berkaitan dengan aturan baru di Inggris yang mewajibkan verifikasi usia lebih ketat demi melindungi anak-anak dari konten daring yang berisiko. Namun di lapangan, peraturan ini justru menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian pengguna yang merasa prosesnya terlalu invasif atau tidak efisien.
Sebagai respons terhadap aturan tersebut, sejumlah pemain memanfaatkan screenshot karakter dalam game yang sangat realistis untuk menggantikan foto pribadi saat diminta mengunggah identitas. Dalam praktiknya, ini berarti wajah karakter dari Death Stranding 2 digunakan seolah-olah mereka adalah wajah asli pengguna.
Fenomena ini membuka perbincangan lebih luas tentang batas antara realitas digital dan identitas virtual. Dalam konteks Death Stranding 2, hal ini juga memperkuat posisi game tersebut sebagai salah satu pencapaian visual tertinggi dalam sejarah pengembangan game.
Meski pihak pengembang belum memberikan pernyataan resmi, insiden ini menyoroti dampak tak terduga dari teknologi grafis yang semakin canggih, dan bagaimana ia bersinggungan dengan regulasi privasi dan keamanan digital.


