Ciri khas Bayonetta yang paling ikonik nyaris tak pernah ada. Dalam sebuah unggahan di platform X (sebelumnya Twitter) yang memperingati 16 tahun perilisan Bayonetta pertama, Hideki Kamiya mengenang masa pengembangan game yang menjadi tonggak utama bagi PlatinumGames itu. Salah satu kisah menarik yang ia ungkap adalah bagaimana dirinya bersikeras mempertahankan kacamata sebagai bagian tak terpisahkan dari desain sang tokoh utama.
Menurut Kamiya, pihak publisher sempat meminta agar kacamata Bayonetta dihapus dari desain akhir. Namun, ia menolak permintaan tersebut berulang kali. “Saat kami merancang Bayonetta, klien meminta agar kacamatanya dilepas. Saya terus menolak usulan itu,” kata Kamiya. Ia menambahkan bahwa animator Yuji Shimomura—yang menjadi pengarah sinematik—bahkan pernah berkata, “Kacamata Bayonetta seperti pakaian dalamnya—jangan dilepaskan dengan alasan apa pun.”
Pernyataan itu muncul setelah seorang penggemar menanyakan asal mula kutipan “Kacamata Bayonetta sama seperti pakaian dalamnya” yang kerap dikaitkan dengan Kamiya. Ia meluruskan bahwa kalimat tersebut bukan berasal darinya, melainkan dari Shimomura. Meski begitu, Kamiya mengaku sependapat dengan gagasan itu dan menyebut dirinya memang bertekad mempertahankan elemen tersebut di tengah tekanan dari pihak luar.
Desainer karakter utama Bayonetta, Mari Shimazaki, juga ikut mengisahkan bagaimana obsesi Kamiya terhadap kacamata membuatnya selalu menyiapkan “versi berkacamata” di setiap rancangan desain. “Saat saya membuat sketsa awal, Kamiya tiba-tiba muncul di belakang saya dan berbisik, ‘Beri dia kacamata.’ Sejak itu, setiap kali saya menggambar Bayonetta, saya selalu menyiapkan layer khusus untuk kacamata,” tulis Shimazaki di akun X miliknya.
Bagi Kamiya, kacamata bukan sekadar aksesori visual. Dalam Bayonetta: The Official Guide terbitan Future Press, ia menjelaskan bahwa kacamata berfungsi sebagai simbol sekaligus pelindung diri bagi Bayonetta—semacam topeng yang menutupi sisi rapuh dari masa lalunya yang kelam. Kamiya bahkan sempat berencana menulis latar cerita tambahan untuk menjelaskan alasan sang karakter tak pernah melepas kacamatanya.
“Mungkin karena trauma, mungkin ada alasan lain. Saya ingin menulis episode yang lebih dalam soal itu,” ujar Kamiya. Ia menambahkan, “Dalam semua game Bayonetta yang saya buat, satu-satunya pria yang pernah melihat wajah Bayonetta (Cereza) tanpa kacamata hanyalah Luka.”
Kini, dua dekade hampir berlalu sejak debut Bayonetta, tetapi satu hal tetap sama: sepasang kacamata hitam itu bukan hanya elemen gaya, melainkan bagian dari identitas karakter yang tak bisa dipisahkan dari visi kreatif Hideki Kamiya.

