Vinit Agarwal, mantan direktur di studio ternama Naughty Dog, resmi mendirikan studio baru di Jepang usai hengkang awal tahun ini. Meski nama studio dan proyek perdananya masih dirahasiakan, Agarwal menegaskan ambisinya untuk menggabungkan pengalaman yang ia dapat selama di Naughty Dog dengan kultur pengembangan game di Jepang.
Dalam wawancara bersama GameSpark, Agarwal mengungkap alasan utama kepergiannya dari Naughty Dog. Ia melihat peluang untuk merancang game multiplayer yang tetap membawa pendekatan sinematik khas studio asal California itu. Selama bekerja di Naughty Dog, Agarwal sempat terlibat dalam pengembangan Uncharted 4: A Thief’s End, Uncharted: The Lost Legacy, hingga The Last of Us Part II, termasuk mode multiplayer yang akhirnya dibatalkan. Bersama Joe Pettinati, mantan naratif lead sekaligus creative director Naughty Dog, ia lalu mendirikan perusahaan baru. Bedanya, Pettinati tetap di Amerika Serikat, sementara Agarwal memilih Jepang sebagai basis kerjanya.
Agarwal menyebut banyak hal yang ia pelajari dari Naughty Dog, terutama soal perhatian pada detail desain dan kebebasan berekspresi di lingkungan kerja. Ia menilai, meski grafis dan gameplay penting, hal yang paling membekas baginya adalah bagaimana Naughty Dog membangun dunia dan narasi dalam game. Budaya studio yang memberi ruang bagi semua orang, bahkan karyawan baru, untuk menyampaikan ide juga menjadi nilai yang ingin ia bawa ke perusahaannya.
Keputusan pindah ke Jepang, kata Agarwal, dilandasi kekagumannya pada tradisi pengembangan game di sana. Ia menyoroti bagaimana developer Jepang menekankan visi kreatif sutradara dalam setiap proyek. Pertemuannya dengan Hidetaka Miyazaki, sosok di balik Dark Souls dan Elden Ring, semakin meneguhkan pilihannya untuk mengadopsi gaya pengembangan auteur-driven. Model ini, menurutnya, akan menjadi pondasi dalam game multiplayer pertama studionya.
Proyek tersebut saat ini masih dalam tahap awal dan dikerjakan dengan Unreal Engine 5. Agarwal menyebut game itu akan berwujud “triple-indie”: menggabungkan penceritaan sinematik ala game AAA dengan tempo cepat khas indie. Uji coba internal dijadwalkan segera dimulai, dengan melibatkan tim insinyur asal Jepang. Melalui pendekatan ini, ia berharap dapat meramu kekuatan pengembangan game dari Timur dan Barat dalam satu karya.