Berdasarkan laporan terbaru dari Totally Human Media, sekitar 1 dari 5 game yang dirilis di Steam sepanjang tahun 2025 menggunakan teknologi ini dalam proses pengembangannya.
Temuan ini muncul setelah kebijakan baru Valve pada Januari 2024 yang mewajibkan pengembang mengungkap penggunaan AI dalam produksi game. Sejak saat itu, data yang terkumpul menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemanfaatan AI, terutama di kalangan pengembang independen dengan anggaran terbatas.
Secara keseluruhan, tercatat ada 7.818 judul di Steam yang menyatakan penggunaan Generative AI, angka ini setara dengan sekitar 7 persen dari total katalog game yang tersedia di platform tersebut. Sementara itu, khusus untuk game yang dirilis sepanjang 2025, hampir 20 persen di antaranya secara terbuka mengungkap keterlibatan AI dalam proses kreatif.
Jumlah tersebut melonjak tajam jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2024, hanya sekitar 1.000 judul yang mengungkap penggunaan teknologi serupa. Artinya, dalam kurun waktu satu tahun, terjadi kenaikan hampir 700 persen.
Lebih dari sekadar statistik, laporan ini juga mengungkap bagaimana teknologi tersebut dimanfaatkan. Sebanyak 60 persen dari pengungkapan menyebutkan penggunaan AI untuk menghasilkan aset visual, mulai dari model 2D dan 3D, latar belakang, tekstur, hingga desain karakter. Sisanya tersebar pada pembuatan audio, teks naratif, materi promosi, hingga penulisan kode program.
Salah satu contoh menarik datang dari My Summer Car, game simulasi populer yang mencatat penjualan hingga 2,5 juta unit. Dalam laporan pengembang, penggunaan AI hanya terbatas pada pembuatan lukisan-lukisan yang menghiasi interior rumah karakter utama. Meski demikian, game ini tetap mendapatkan respons positif dari komunitas, menunjukkan bahwa penggunaan AI berskala kecil tampaknya semakin diterima.
Di sisi lain, ada pula InZOI, game yang mengintegrasikan Generative AI langsung dalam fitur gameplay. Pemain dapat menciptakan tekstur, pakaian, dan objek unik lainnya dengan bantuan AI. Fitur ini dirancang untuk menjawab kebutuhan komunitas yang menginginkan lebih banyak opsi kustomisasi karakter.
Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian pihak dalam industri masih mempertanyakan etika dan dampak AI, adopsinya terus meningkat, terutama di kalangan pengembang kecil yang mencari efisiensi dalam proses kreatif. Bagi sebagian gamer, tampaknya batas penerimaan terhadap penggunaan AI dalam game mulai bergeser, selama hasil akhirnya tetap menghadirkan kualitas game yang bagus.