Red Dead Redemption 2 mengusung konsep dua protagonis utama, yang satu adalah Arthur Morgan dan satunya lagi adalah protagonis seri prekuelnya, John Marston. Sekuel game Rockstar Games yang mengangkat tema Wild West ini mengambil lini masa sebelum prekuelnya, yakni kisah di mana John Marston masih berada di geng bersama dengan Arthur Morgan.
Namun, sosok Arthur Morgan begitu penting bagi John. Ia adalah kakak sekaligus semacam mentor baginya. Arthur sendiri adalah orang yang menjadi tangan kanan sang pimpinan geng, Dutch van Der Linde. Sayangnya, kesetiaannya tersebut tidak dibayar dengan hal yang setimpal. Arthur adalah seorang loyalis yang berakhir tragis.
Latar Belakang Arthur Morgan
Arthur Morgan lahir pada tahun 1863 dari pasangan Beatrice dan Lyle Morgan. Di usianya yang belia, Arthur ditinggal ayahnya, Lyle, yang merupakan seorang kriminal. Tak ada catatan lain yang mendetail perihal kedua orang tua dari Arthur. Ia menjadi anak yang sebatang kara. Alhasil, seseorang lelaki bernama Dutch van der Linde membesarkannya. Arthur memandang Dutch sebagai figur ayah baginya. Dutch sendiri adalah sosok yang sangat obsesi dengan kebebasan. Namun, kebebasan mutlak tak lepas dari konsekuensi. Untuk menghadapi terpaan dunia yang begitu keras, menjadi pribadi yang kokoh secara mental dan fisik adalah hal yang penting. Di sinilah Arthur dididik oleh Dutch untuk menjadi orang yang bebas sekaligus kuat.
Kebebasan oleh Dutch ini juga didefinisikan sebagai bebas untuk melakukan tindakan kriminal. Sang protagonis utama diajarkan untuk mengambil peran sebagai eksekutor setiap manuver yang dijalankan geng Van der Linde. Arthur menjadi tangan kanan yang berbahaya bagi geng ini. Tak hanya berbahaya, Arthur juga adalah orang yang cerdas dan bijaksana. Ia kerap kali menjadi mediator dari anggota Van der Linde ketika sedang berselisih.
Karakter Arthur tampak seperti tokoh utama dari film action Amerika. Wataknya tenang dan stoik ketika dihadapi tantangan yang menghadang begitu menarik. Karismanya mampu menggantikan John Marston yang juga menjadi protagonis seri keduanya ini.
Meski Arthur berada di dalam tubuh geng kriminal, ia sebenarnya adalah orang yang lembut dan peduli. Dalam beberapa kesempatan, ia sering menjadi sosok paman yang baik bagi Jack Marston (anak dari John Marston). Bagi John, Arthur juga lebih dari sekadar kerabat di dalam geng, melainkan juga seorang kakak yang siap berkorban dan memberikan petuah bijak di tengah dunia Wild West yang mematikan.
Hidup yang dijalani tidak selalu menjadi hal yang deterministik. Itulah yang dirasakan oleh Arthur. Ia merasa apa yang dilakukan selama ini keliru. Untuk bertahan hidup ia harus merampok dan bahakn membunuh orang. Dilema dihadapinya dan ia merenungi akan makna hidup dari apa yang ia jalani.
Pencarian Makna Hidup Arthur Morgan
Tumbuh dari sosok seperti Dutch membuat Arthur menjadi lelaki dewasa nan tangguh dan nekat. Ia tak ragu-ragu untuk melanggar hukum demi memenuhi apa yang diinginkan Dutch. Namun, pertemuannya dengan berbagai orang dalam perjalanan hidupnya membuat Arthur memikirkan makna hidupnya.
Hatinya bergemuruh, moralitas lama yang ia pahami berbenturan dengan moralitas yang ia temukan. Pasalnya, di saat ia harus menjalankan misi yang diinstruksikan oleh Dutch, Arthur selalu terjebak di dalam situasi pelik dan kacau. Arthur memikirkan tentang apakah loyalitas yang selama ini menjadi acuan hidupnya berarti. Di sinilah ia tak hanya menemukan konflik internal, melainkan
Berkat pengalamannya selama menjalani hidup sebagai kriminal, akhirnya Arthur mengalami perubahan kompas moral. Konsekuensi akibat memiliki keterlibatan dengan perilaku melanggar hukum bersama geng Van der Line membuatnya sadar bahwa ia harus berhenti dari apa yang selama ini ia jalani. Ia pun mencium bau busuk dari rencana-rencana ambisius Dutch. Banyak rencana-rencana Dutch yang malah membahayakan anggota geng Van der Linde. Tujuan Arthur dan rekan-rekan gengnya pun tak sejalan akhirnya.
Ditambah lagi, suasana yang diperkeruh oleh salah satu rekan di geng tersebut, Micah Bell. Micah adalah seorang provokator yang licik. Sebelum semakin tegang hubungan antara Arthur dengan Dutch, Micah malah menjadi seorang pengkhianat. Tanpa sepengetahuan Dutch, Micah memberikan informasi kepada pihak berwenang. Arthur pun tahu akan hal itu, dan semakin geram dibuatnya. Micah adalah orang yang cerdik dan juga licik. Dengan bakat itu, Dutch lebih percaya dengan omong kosong Micah dibanding Arthur.
Akhir Hidup Sang Protagonis yang Memilukan
Tak hanya keadaan di dalam geng Van der Linde yang semakin memburuk, melainkan juga keadaan Arthur. Arthur ternyata mengidap penyakit TBC. Batuknya tak henti-henti dan tak jarang mengeluarkan darah. Tubuhnya digerogoti oleh virus yang mematikan tersebut.
Untungnya, di saat semuanya kacau, John Marston tetap setia dan percaya pada Arthur. Di waktu-waktu terakhirnya, di kala percekcokan antar anggota geng berubah menjadi baku tembak, Arthur tetap melindungi John dari kejaran Dutch dan pengikutnya.
Di saat pengejaran itu, Arthur terjebak dalam pertarungan dengan mantan rekannya, Micah. Pertarungan tersebut sangatlah sengit, meski keadaan tubuh Arthur semakin memburuk. Dengan sisa kekuatannya, Micah pun lumpuh di tangan Arthur. Namun, Arthur pun tidak bisa bertahan lebih lama lantaran penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya ditambah luka-luka yang ia terima dari pertarungan tersebut. Arthur pun meninggalkan John untuk selama-lamanya.
Bad Ending Arthur Morgan
Dalam game ini, Red Dead Redemption 2 telah menyiapkan berbagai detail yang menarik. Selain eksplorasi map yang begitu luas, game ini juga membebaskan pemainnya untuk memilih ending, entah buruk atau baik. Bedanya? Jika ending baik berfokus pada menyelamatkan John Marston ketika dikejar Dutch dan gerombolannya, ending buruk ketika Arthur membalaskan dendamnya pada Micah Bell.
Begitulah latar belakang dari tokoh game Red Dead Redemption. Selain konten tentang Arthur Morgan, Gameformia juga akan menyajikan banyak informasi terkait vidoe game. Untuk itu, terus ikuti sosial media dan website Gameformia!