Xbox dan Meta resmi memperkenalkan Meta Quest 3S Edisi Xbox, sebuah perangkat virtual reality hasil kolaborasi dua raksasa teknologi yang dirancang untuk memperluas jangkauan layanan Xbox Cloud Gaming. Headset ini akan dirilis dalam jumlah terbatas sebagai bagian dari kemitraan berkelanjutan kedua perusahaan.
Lori Wright, Wakil Presiden Kemitraan dan Pemasaran Xbox, mengatakan bahwa peluncuran ini merupakan bagian dari upaya memperluas pengalaman bermain game berbasis cloud ke lebih banyak pengguna dan perangkat.
“Sejak kami mengumumkan aplikasi Xbox di Quest, tujuan kami adalah memberikan kebebasan kepada lebih banyak orang untuk memainkan game favorit mereka di mana pun dan kapan pun mereka mau,” ujar Wright dalam pernyataan resminya, Rabu (25/6).
Meta Quest 3S Edisi Xbox hadir dengan desain khusus yang menonjolkan identitas visual khas Xbox. Paket penjualannya dibanderol seharga US$400 (sekitar Rp6,5 juta), mencakup headset VR, sepasang pengendali Touch Plus, satu controller nirkabel edisi terbatas, tali kepala Meta Quest Elite, serta akses tiga bulan untuk layanan Meta Horizon+ dan Xbox Game Pass Ultimate. Pengguna juga dapat menghubungkan controller nirkabel Xbox lainnya, termasuk versi adaptif, melalui koneksi Bluetooth.
Menurut Wright, kolaborasi ini merupakan langkah awal dari potensi besar yang bisa dicapai ketika dua tim dengan teknologi unggulan bekerja sama. “Apakah kamu sedang menikmati katalog terbaru Xbox Game Pass Ultimate, menjelajahi dunia VR yang terus berkembang, atau sekadar menikmati hiburan imersif, Meta Quest 3S Edisi Xbox adalah awal dari banyak kemungkinan baru,” ujarnya.
Peluncuran ini terjadi di tengah kabar tak sedap dari internal Microsoft. Perusahaan teknologi asal Redmond, Amerika Serikat, dikabarkan akan melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar di divisi Xbox pada pekan depan. Jika laporan tersebut benar, maka ini akan menjadi babak baru dari serangkaian PHK yang dilakukan Microsoft sepanjang dua tahun terakhir.
Pada Mei 2025, perusahaan memangkas sekitar 3 persen dari total tenaga kerjanya. Sebelumnya, PHK juga terjadi dalam skala lebih kecil pada Januari 2025. Pada September 2024, sekitar 650 orang dari divisi game diberhentikan, dan empat studio di bawah Bethesda ditutup pada Mei 2024. Microsoft juga mengurangi 1.900 posisi pada Januari tahun yang sama.
Meski dihantam isu efisiensi, Microsoft tetap mencatat pertumbuhan di sektor game. Dalam laporan keuangan kuartal ketiga tahun fiskal 2025, divisi gaming perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.