Ubisoft kembali melakukan pemangkasan karyawan. Kali ini, sembilan orang dari tim publishing menjadi korban. Keputusan itu disebut sebagai bagian dari restrukturisasi menyusul pembentukan anak perusahaan baru yang didukung oleh Tencent.
“Dengan terbentuknya anak perusahaan baru Ubisoft, kami mengambil keputusan struktural strategis demi memastikan peluncuran yang lancar,” ujar juru bicara perusahaan dalam pernyataan resmi yang dibagikan kepada Game Developer.
Menurut Ubisoft, sejumlah tim produksi dan publishing akan dialihkan ke merek maupun proyek lain di bawah naungan perusahaan. Namun, sembilan posisi harus dilepas karena terdampak langsung dari kebijakan tersebut. Ubisoft berjanji akan memberikan dukungan kepada karyawan yang kehilangan pekerjaan.
Pada Maret lalu, perusahaan asal Prancis itu mendapatkan investasi sekitar USD 1,25 miliar dari Tencent. Dana segar tersebut digunakan untuk membentuk divisi baru yang menaungi tiga waralaba andalan Ubisoft: Assassin’s Creed, Rainbow Six, dan Far Cry. Divisi ini disebut akan berfokus pada pengembangan ekosistem game lintas platform yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas judul-judul single-player berbasis narasi.
CEO Ubisoft, Yves Guillemot, menyebut langkah tersebut sebagai “awal babak baru” bagi perusahaan. Ia menegaskan pembentukan anak perusahaan khusus ini akan mempertegas nilai aset Ubisoft, apalagi dengan masuknya Tencent sebagai investor minoritas.
Meski demikian, restrukturisasi ini berjalan beriringan dengan gelombang PHK yang terus berlanjut. Pada Juli lalu, Ubisoft memberhentikan 19 karyawan di Red Storm, studio pengembang Star Trek: Bridge Crew. Pemutusan hubungan kerja itu terjadi hanya beberapa bulan setelah masuknya investasi dari Tencent.
Sebelum investasi tersebut, Ubisoft lebih dulu menutup studio di Leamington, Inggris, dan melakukan pengurangan karyawan di Dusseldorf, Stockholm, serta Newcastle. Pada Desember 2024, perusahaan juga menutup studio di Osaka dan San Francisco, sekaligus membatalkan proyek live-service shooter berjudul XDefiant. Langkah ini mengakibatkan ratusan karyawan kehilangan pekerjaan.