Peter Molyneux, sosok di balik seri Fable, mengakui bahwa Fable 3 seharusnya mendapat waktu pengembangan yang lebih lama. Dalam wawancara dengan Edge Magazine edisi ke-416, ia menyesali keputusannya meninggalkan Lionhead Studios terlalu cepat, serta mengungkap keberadaan proyek battle royale buatan studio tersebut yang tidak pernah sempat diselesaikan setelah Xbox menutupnya.
Dirilis pada 2010, Fable 3 dikenal sebagai seri paling kontroversial dari trilogi Fable. Game ini datang hanya dua tahun setelah Fable 2 (2008), dengan ambisi besar, yakni menempatkan pemain sebagai raja yang dihadapkan pada keputusan moral dan politik yang memengaruhi seluruh dunia. Namun, Molyneux mengakui ide tersebut tak sempat matang karena waktu pengembangan yang sangat singkat.
“Visi awalnya adalah: ‘Kamu sudah jadi pahlawan, sekarang kamu bisa jadi raja—dengan segala konsekuensi moralnya.’ Tapi game seperti itu butuh tiga tahun untuk dibuat, sedangkan Fable 3 hanya dikembangkan selama 18 bulan,” ujar Molyneux.
Ia menambahkan bahwa seandainya ia bertahan lebih lama di Lionhead, Fable 3 mungkin akan rilis dalam kondisi yang lebih baik.
“Aku seharusnya memperjuangkan lebih banyak waktu. Kalau aku tidak pergi, aku akan bilang, ‘Maaf, game-nya belum siap.’ Hal itu terus menghantuiku selama bertahun-tahun,” kata Molyneux.
Kepergian Molyneux rupanya juga mengguncang hubungan Lionhead dengan Microsoft. Menurutnya, reaksi pertama perusahaan ketika ia mengumumkan pengunduran diri adalah rencana penutupan studio. Langkah itu sempat tertunda setelah Molyneux berhasil meyakinkan Microsoft bahwa Lionhead masih bisa menghasilkan keuntungan tanpa dirinya.
Sebelum akhirnya ditutup pada 2016, Lionhead ternyata sempat menyiapkan dua proyek besar: Fable 4 dan sebuah game eksperimental berjudul All of Us. Proyek terakhir ini, menurut Molyneux, merupakan campuran antara world builder, RPG, dan konsep battle royale, jauh sebelum genre itu populer.
“Game itu benar-benar gila. Kamu bisa masuk ke dungeon dan menghancurkan stalaktit saat bertarung. Itu keren banget. Tapi proyek seperti itu butuh seseorang yang benar-benar visioner untuk bisa diselesaikan,” ujarnya.
Meski Fable 3 tetap dikenang karena ide-idenya yang berani, penyesalan Molyneux menambah bab baru dalam sejarah Lionhead—studio yang dikenal inovatif, tetapi juga kerap terburu-buru dalam ambisinya. Kini, dengan proyek Fable baru yang sedang dikembangkan oleh Playground Games di bawah Xbox Game Studios, warisan Lionhead tampaknya masih terus hidup, meski sang pendirinya sudah lama meninggalkannya.

 
		