Remedy Entertainment, studio asal Finlandia yang dikenal lewat Control dan Alan Wake, mengumumkan kabar kurang menggembirakan sebelum laporan keuangan kuartalnya dirilis akhir bulan ini. Perusahaan tersebut menerbitkan profit warning atau peringatan laba akibat performa buruk live service spin-off mereka, FBC: Firebreak.
Game yang sempat masuk dalam katalog PS Plus Extra itu gagal membangun basis pemain yang solid. Di platform Steam, jumlah pemain aktif bersamaan bahkan hanya mencapai dua digit. Hasil ini jauh dari ekspektasi Remedy yang semula memproyeksikan periode keuangan dengan laba operasional lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Dalam pernyataan resminya, Remedy menjelaskan bahwa penjualan FBC: Firebreak di fase peluncuran tidak sesuai harapan. Perusahaan sempat menindaklanjuti umpan balik komunitas dengan sejumlah pembaruan, termasuk major update bertajuk Breakpoint pada 29 September yang membawa perubahan besar pada pengalaman bermain.
“Penjualan FBC: Firebreak di fase peluncuran berada di bawah ekspektasi. Setelah peluncuran, kami dengan cepat mengembangkan game ini berdasarkan masukan pemain dan merilis beberapa pembaruan,” ujar perwakilan Remedy.
Namun, meskipun pembaruan tersebut sempat meningkatkan aktivitas pemain dan penjualan, hasil akhirnya tetap belum mencapai target internal.
Kegagalan ini membuat Remedy harus menanggung kerugian sebesar €14,9 juta atau sekitar Rp280 miliar, setara dengan hampir seluruh biaya pengembangan dan distribusi. Akibatnya, perusahaan memproyeksikan laporan keuangan berikutnya akan mencatat laba operasional negatif dan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
“Meskipun metrik pemain dan penjualan meningkat setelah pembaruan Breakpoint, penjualan secara keseluruhan masih belum mencapai target Remedy,” tambah pihak studio dalam laporan resminya.
Kondisi ini menjadi pengingat keras bagi industri bahwa pasar multiplayer live service bukan medan yang mudah ditembus, bahkan bagi studio ternama. FBC: Firebreak sendiri menerima sambutan yang suam-suam kuku, dengan skor 64 di Metacritic, yang merupakan angka yang tidak cukup untuk bersaing di tengah banjir game multipemain yang lebih mapan.
Meski demikian, Remedy tampaknya tak akan berhenti lama. Studio tersebut kini tengah berfokus pada dua proyek besar yang lebih sesuai dengan identitas kreatifnya: Control 2 dan remake Max Payne. Keduanya diharapkan bisa mengembalikan reputasi Remedy sebagai salah satu pengembang dengan game yang memiliki narasi terbaik.

 
		