Sebelum Silent Hill f resmi diluncurkan, aktris Jepang Konatsu Kato pernah mengungkap bahwa dirinya sempat kehilangan kendali atas kewarasannya selama proses pengisian suara dan motion capture untuk karakter utama, Hinako Shimizu. Kini, setelah waktu berlalu, Kato kembali menelusuri pengalaman tersebut dan menjelaskan mengapa peran itu begitu mengguncang dirinya secara psikologis.
Dalam wawancara terbaru bersama Famitsu, Kato mengenang sesi rekaman awal sebagai proses yang berjalan relatif mulus. Namun, seiring cerita Silent Hill f berkembang dan menampilkan lebih banyak cabang naratif, pengalaman itu berubah menjadi jauh lebih berat. Ia menyebut proses rekaman berikutnya “semakin menguras mental,” sejalan dengan meningkatnya intensitas emosi dalam cerita.
Kato juga menceritakan bahwa beberapa adegan harus diulang dengan perbedaan dialog dan ekspresi, menyesuaikan konteks cerita yang bisa berubah tergantung pada pilihan pemain atau mode New Game Plus. “Aku mulai bertanya pada diriku sendiri: siapa aku sebenarnya? Apa yang Hinako lakukan? Dan di mana aku berada?” ujarnya.
Kebingungan itu semakin menjadi-jadi ketika Kato harus memerankan dua versi Hinako yang saling berinteraksi. Dalam titik-titik tertentu, batas antara dirinya dan karakter yang ia mainkan menjadi kabur. “Ada momen di mana aku tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas. Semakin lama aku menghadapi Hinako, semakin besar rasa bingung dan kehilangan arah itu. Aku benar-benar merasa seperti akan kehilangan akal,” katanya.
Pengalaman tersebut meninggalkan bekas yang cukup mendalam. Ketika diminta menceritakan kembali jalan cerita Silent Hill f, Kato mengaku hanya mengingat potongan-potongan samar dari proyek itu. “Yang paling aku ingat hanyalah perasaan tidak tahu siapa aku, atau di mana aku berada,” ucapnya.
Meski demikian, Kato mengaku tetap mengagumi karakter Hinako, yang menurutnya memiliki cara pandang kompleks meski masih duduk di bangku SMA. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin bertemu dengan Hinako, apalagi hidup di dunia yang sama dengannya.
“Sekadar membayangkannya saja sudah membuatku takut kehilangan kewarasan. Jika aku benar-benar berada di dunia seperti itu, aku ingin lenyap seketika,” katanya.

 
		