Electronic Arts (EA), salah satu publisher game terbesar di dunia, resmi diakuisisi oleh konsorsium yang dipimpin oleh Public Investment Fund (PIF) milik Arab Saudi, bersama Silver Lake dan Affinity Partners, perusahaan investasi yang dikepalai oleh Jared Kushner, menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Nilai akuisisi ini mencapai 55 miliar dolar AS, menjadikannya salah satu transaksi terbesar dalam sejarah industri hiburan digital.
Langkah tersebut sekaligus mengakhiri status EA sebagai perusahaan publik yang telah bertahan selama tiga dekade lebih. Perubahan ini menandai babak baru bagi penerbit yang dikenal melalui berbagai franchise besar seperti EA Sports FC (dulu FIFA), Battlefield, hingga The Sims. Namun, di sisi lain, langkah ini memicu kekhawatiran di kalangan pemain dan pengembang.
Arab Saudi memang semakin agresif memperluas investasinya di sektor hiburan dan olah raga. Namun, langkah itu juga menuai kritik tajam dari berbagai pihak yang menilai bahwa ekspansi tersebut merupakan upaya untuk memperhalus citra negara yang masih disorot karena pelanggaran hak asasi manusia.
Kabar akuisisi ini langsung menjadi perbincangan panas di komunitas pemain The Sims. Pasalnya, laporan awal menyebutkan bahwa setelah proses pengambilalihan selesai, interaksi woohoo sebelum menikah tidak lagi diizinkan dalam game tersebut. Selain itu, karakter laki-laki dan perempuan juga dikabarkan akan ditempatkan di kamar tidur terpisah, menyesuaikan dengan norma moral yang diyakini kerajaan.
Kebijakan baru itu dianggap mengancam identitas The Sims yang selama ini dikenal sebagai game life simulator yang bebas dan inklusif. Para pemain khawatir nilai-nilai tersebut akan tergeser oleh aturan yang lebih konservatif.
Kecemasan serupa juga dirasakan penggemar BioWare, studio di bawah EA yang terkenal lewat seri Mass Effect dan Dragon Age, dua waralaba dengan reputasi kuat dalam menampilkan karakter serta narasi yang beragam.
Selain perubahan dalam konten, laporan lain mengindikasikan bahwa EA versi baru di bawah kepemilikan Saudi akan menerapkan lebih banyak transaksi mikro, termasuk opsi untuk menaikkan level kemampuan karakter dengan membayar sejumlah uang besar. Langkah ini semakin menimbulkan kekhawatiran bahwa arah perusahaan akan berfokus pada monetisasi ekstrem alih-alih inovasi kreatif.

 
		