Sarah Bond, Presiden Xbox, menyebut bahwa konsep eksklusivitas dalam industri game sudah tidak relevan lagi. Dalam wawancara bersama Mashable, ia menilai para pemain kini menginginkan kebebasan bermain di lintas platform.
“Kami melihat orang-orang telah berkembang jauh melampaui gagasan eksklusivitas,” kata Bond. “Game terbesar di dunia kini tersedia di mana saja. Lihat saja Call of Duty, Minecraft, Fortnite, atau Roblox, semuanya lintas platform.”
Menurut Bond, tren keterbukaan itu justru menjadi pendorong utama terbentuknya komunitas game dunia. “Tempat orang berkumpul dan berbagi pengalaman kini tidak lagi dibatasi oleh satu toko atau perangkat tertentu. Mengunci game di satu ekosistem saja terasa kuno,” ujarnya.
Xbox, kata Bond, kini berfokus menciptakan pengalaman bermain yang inklusif. “Kamu ingin bisa bermain dengan temanmu di mana pun mereka berada, tanpa peduli perangkat apa yang mereka gunakan,” tambahnya. “Baik melalui cloud, PC, atau konsol di ruang tamu, semua itu bagian dari cara baru bermain.”
Perubahan arah kebijakan Xbox menuju lintas platform mulai terlihat sejak awal 2024. Saat itu, Microsoft mengumumkan empat judul besutan Xbox Game Studios, di antaranya Pentiment, Hi-Fi Rush, Sea of Thieves, dan Grounded, yang mana akan hadir di konsol PlayStation.
Langkah tersebut terbukti menguntungkan. Pada April 2024, CEO Microsoft Satya Nadella menyebut Xbox mulai menikmati hasil dari strategi multiplatform-nya. Ia mencatat bahwa di bulan yang sama, lebih banyak game milik Xbox yang masuk daftar 25 besar penjualan PlayStation Store dibandingkan milik Sony sendiri.
Sejak itu, beberapa judul yang dulu eksklusif Xbox juga ikut menyeberang ke PlayStation, termasuk Indiana Jones and the Great Circle, Forza Horizon 5, dan Gears of War: Reloaded.
Bond juga mengisyaratkan arah masa depan Xbox akan semakin terbuka. Dalam wawancara yang sama, ia menyebut konsol Xbox berikutnya akan mengadopsi sebagian konsep dari perangkat genggam Asus ROG Xbox Ally, yang memungkinkan pemain mengakses berbagai toko digital PC seperti Steam, Epic Games Store, hingga GOG, selain toko Xbox sendiri.
Dengan arah baru ini, Xbox tampaknya ingin membentuk ekosistem yang lebih fleksibel, di mana tidak lagi terjebak dalam perang eksklusivitas.

 
		