Penulis: Dani Achmad

Keputusan Capcom untuk menjadikan siaran final Capcom Cup 12 dan SFL World Championship sebagai tayangan berbayar memicu kontroversi di kalangan komunitas Street Fighter. Dalam pengumuman di Tokyo Game Show pekan lalu, Capcom menyatakan penonton harus membayar ¥4.000 (sekitar Rp600 ribu) untuk menonton Capcom Cup 12 Finals pada 14 Maret 2026, dan jumlah yang sama untuk final SFL World Championship sehari setelahnya. Perusahaan juga menawarkan paket bundel ¥6.000 ($40) untuk mengakses kedua laga pamungkas tersebut. Kebijakan ini langsung menuai kritik dari penggemar. Banyak yang menilai turnamen justru seharusnya menjadi ajang mempererat komunitas, bukan dibatasi aksesnya. Kritik makin keras karena merchandise acara…

Read More

Sutradara Final Fantasy 7 Remake trilogi, Naoki Hamaguchi, memastikan pengembangan Final Fantasy 7 Remake Part Three tidak akan terganggu meskipun Square Enix kini mengusung strategi multiplatform. Square Enix sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa seluruh trilogi Final Fantasy 7 Remake akan tersedia di berbagai platform, termasuk PlayStation, Xbox, dan Nintendo Switch 2. Langkah ini menandai perubahan arah dibanding rilis awal Remake yang sempat eksklusif di PlayStation. Meski begitu, hingga kini belum ada kepastian mengenai jadwal rilis Rebirth untuk Switch 2 dan Xbox. Demikian pula Part Three, yang masih belum jelas apakah akan dilepas secara serentak lintas platform atau tetap mendahulukan PlayStation. Dalam…

Read More

Bloober Team, developer asal Polandia yang belakangan menjadi sorotan berkat kiprahnya di genre horor, mengumumkan bahwa Silent Hill 1 Remake kini sudah memasuki tahap produksi penuh. Informasi ini disampaikan dalam sesi tanya jawab terbaru bersama para investor. Salah satu tim internal Bloober Team disebut sepenuhnya fokus menggarap remake dari seri pertama Silent Hill. Sementara itu, tim internal lain tengah mengerjakan sebuah proyek misterius yang belum diumumkan ke publik. Tak berhenti di sana, pihak manajemen juga menegaskan bahwa ada lima proyek tambahan yang tengah dikembangkan melalui kolaborasi dengan studio lain. Artinya, secara keseluruhan Bloober Team sedang menangani tujuh game sekaligus. Kabar…

Read More

Akuisisi Electronic Arts (EA) senilai USD 55 miliar (sekitar Rp880 triliun) oleh konsorsium investor yang dipimpin Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi memunculkan spekulasi baru mengenai nasib studio-studio di bawah naungan perusahaan tersebut. Salah satu yang paling disorot adalah BioWare, kreator seri Dragon Age dan Mass Effect. Mark Darrah, veteran BioWare yang lama terlibat dalam pengembangan Dragon Age, menilai masa depan studio RPG itu kini berada dalam ketidakpastian. Dalam video terbarunya di YouTube, ia mengingatkan bahwa restrukturisasi EA pasca-akuisisi bisa membuka jalan bagi penjualan studio maupun hak cipta intelektual (IP) besar. Dari total USD 55 miliar akuisisi, sekitar USD 20…

Read More

Starbreeze, pengembang di balik seri Payday, resmi membatalkan proyek game Dungeons and Dragons yang tengah mereka kembangkan. Keputusan ini diambil dua tahun setelah game tersebut diumumkan ke publik dengan nama sandi Project Baxter. Proyek yang awalnya ditargetkan rilis pada 2026 itu direncanakan mengusung ciri khas game Starbreeze: mode kooperatif multipemain, model Games as a Service untuk komitmen jangka panjang, serta pengalaman bermain yang “lebih besar dari kehidupan”. Namun, setelah melalui tinjauan strategis, manajemen dan dewan direksi menyimpulkan bahwa sumber daya perusahaan sebaiknya difokuskan pada pengembangan seri Payday. Konsekuensi dari pembatalan ini adalah beban non-tunai sekitar SEK 255 juta (setara £20…

Read More

Capcom memastikan Resident Evil Requiem akan tetap menghadirkan pertarungan bos yang menjadi ciri khas seri ini, meski dengan pendekatan berbeda. Alih-alih menekankan aksi tembak-menembak, pertarungan kali ini akan lebih dekat dengan nuansa Resident Evil pertama dan Resident Evil 2, yang mengandalkan eksplorasi dalam ruang terbatas serta kecerdikan pemain untuk bertahan hidup. Dalam wawancara dengan AUTOMATON di ajang Tokyo Game Show 2025, sutradara game Koshi Nakanishi menegaskan bahwa arah desain tersebut sejalan dengan fokus Requiem pada aspek “survival” dari genre survival horror. “Bukan sekadar mengalahkan musuh dengan cara yang mencolok, tapi memperluas area eksplorasi sambil mencari jalan keluar lewat akal,” kata…

Read More

Dan Houser, co-founder Rockstar Games, menyebut Red Dead Redemption 2 sebagai karya terbaik dalam perjalanan panjangnya di industri game. Meski identik dengan seri Grand Theft Auto (GTA), Houser justru menilai bahwa game koboi raksasa rilisan 2018 itu adalah pencapaian puncaknya. Houser mendirikan Rockstar Games bersama saudaranya, Sam Houser, pada 1998. Selama lebih dari dua dekade, ia menulis naskah untuk 12 game GTA, dimulai dari Grand Theft Auto: London 1969 hingga Grand Theft Auto V. Selain itu, ia juga berada di balik sejumlah judul penting lain seperti Bully, Max Payne 3, Midnight Club: Los Angeles, Red Dead Redemption pertama, serta Red…

Read More

Bandai Namco tengah menghadapi masalah pelik dalam proyek remaster Tales of, sebuah seri JRPG yang pertama kali dirilis pada 1995. Kendala utama bukan pada aspek teknis terbaru, melainkan pada hal mendasar, yaitu keberadaan kode sumber. Produser seri Tales of, Yusuke Tomizawa, mengungkapkan dalam panel Tokyo Game Show bahwa timnya harus terlebih dahulu memastikan di mana kode sumber berada dan siapa yang menyimpannya. “Agak memalukan, tapi karena selama bertahun-tahun ada banyak studio berbeda yang mengerjakan seri ini, kami harus mencari data aslinya dulu,” ujarnya, dikutip dari Automaton. “Kalaupun ketemu, datanya sering penuh celah sehingga butuh berbulan-bulan analisis.” Masalah ini sejatinya bukan…

Read More

Lebih dari 18 tahun setelah Bully dirilis, banyak penggemar masih menantikan kelanjutan kisah Jimmy Hopkins. Namun, harapan itu tampaknya tak pernah benar-benar mendekat pada kenyataan. Pendiri Rockstar sekaligus penulis utama di balik Grand Theft Auto dan Red Dead Redemption, Dan Houser, akhirnya menjelaskan alasannya. Dalam wawancara dengan IGN di ajang LA Comic Con, Houser menyebut bahwa keputusan untuk tidak mengembangkan Bully 2 murni karena keterbatasan sumber daya. “Saya rasa itu hanya masalah bandwidth. Kalau tim kreatif inti dan jajaran pimpinan kecil, kamu tidak bisa mengerjakan semua proyek yang kamu mau,” ujarnya, dikutip dari InsiderGaming. Houser menambahkan, kondisi tersebut juga ia…

Read More

Lebih dari separuh perusahaan game di Jepang kini mengandalkan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pengembangan. Temuan ini terungkap dalam pratinjau 2025 CESA Video Game Industry Report yang dirilis Japan’s Computer Entertainment Supplier’s Association (CESA), yang juga merupakan penyelenggara Tokyo Game Show, pada 25 September 2025. Laporan tersebut didasarkan pada survei terhadap 54 perusahaan game Jepang yang dilakukan antara Juni hingga Juli 2025. Hasilnya, 51 persen responden menyatakan telah menggunakan AI generatif. Penggunaan paling banyak ada pada pembuatan aset visual—seperti desain karakter—disusul penulisan cerita dan teks, lalu bantuan pemrograman. Sekitar 32 persen perusahaan bahkan melibatkan AI untuk mengembangkan game engine internal…

Read More