Penggemar budaya pop terutama video game, seharusnya akrab dengan nama Dewa Odin. Pasalnya, nama dewa Nordik ini kerap ditemukan di banyak game di beberapa genre. Sosoknya begitu karismatik, bijak, dan ikonis. Bahkan, meski identitasnya begitu beragam—dewa perang, dewa puisi, dewa orang mati, dan dewa sihir—sosok dewa dari kaum Viking ini memiliki karakteristik yang begitu kuat.
Karena sosoknya begitu menonjol, format karakterisasi dewa Odin begitu beragam. Beberapa game menjadikan ayah dari Thor ini sebagai antagonis, beberapa game lainnya menjadikan Odin sebagai karakter pendukung. Meski jarang dijadikan tokoh protagonis, lantaran sosok ini terlalu ‘ilahiah’, tak bisa dipungkiri keberdaan dewa dari mitologi Nordik ini mampu memperkaya cerita di sebuah game.
Melihat banyaknya game yang mengangkat Odin menjadi salah satu karakter di dalamnya, beberapa dari kita akan bertanya mengapa sosok ini patut dimasukkan ke dalam sebuah game? Atau, siapakah Odin sebenarnya? Nah, di sinilah kami akan menyingkap siapakah Odin. Dengan ini, mari simak artikel berikut!
Siapakah Dewa Odin Sebenarnya?
Jika, kalian pernah menonton film Thor dari Marvel Cinematic Universe, kalian akan mengenal sosok ayah dari dewa yang selalu membawa palu tersebut. Yup, ayah dari Thor adalah Odin. Odin sendiri merupakan dewa tertinggi di dalam mitologi Nordik—bangsa yang berada di wilayah Skandinavia. Banyak yang menganggap bahwa Odin adalah bapak dari segala dewa. Alasannya? Tentu karena Odin memiliki kekuatan yang sangat besar. Selain itu, sosok ini sangat bijaksana. Karena itulah Odin dianggap sebagai dewa tertinggi atau Allfather bagi masyarakat Nordik Kuno.
Seperti yang kami jelaskan sebelumnya, Odin memiliki julukan yang beragam. Ia mampu menjadi antitesis akan dirinya sendiri. Ia bisa menjadi dewa perang, tetapi juga bisa menjadi dewa puisi. Menariknya, meski Odin memiliki kedudukan tertinggi, menurut beberapa sejarah, rakyat biasa lebih memuja Thor dibanding ayahnya.
Ada catatan bahwa Odin kerap disembah oleh sebagian kaum, terutama kaum yang bukan dianggap masyarakat umum, seperti kaum bangsawan, penyair, pejuang, dan kepala suku.

Sosok Odin yang begitu besar, ternyata tidak lahir dan tumbuh sendiri. Dewa yang juga memiliki panggilan lain seperti Wooden dan Wotan ini lahir dari pasangan Bor yang merupakan dewa pertama mitologi Nordik dan juga Bestla, seorang jötunn (raksasa). Selain itu, Odin bukanlah anak semata wayang dari pasangan tersebut. Odin memiliki saudara bernama Vili dan Ve—dewa kehendak dan dewa kesucian atau roh.
Odin dikenal akan atribusinya yang khas, yakni ia hanya memiliki satu mata. Ciri tersebut ternyata tidak terjadi begitu saja. Ia rela mengorbakan separuh penglihatannya di Sumur Mimir. Selain hanya memiliki separuh penglihatan, Odin juga memiliki ciri khas lain yang sama menonjolnya, yakni Sleipnir, kuda tunggangannya yang memiliki delapan kaki.
Kehadiran Dewa Odin Dalam Video Game
Sepertinya Hironobu Sakaguchi begitu menyukai dengan sosok Odin. Alhasil, Final Fantasy III yang lahir pada tahun 1990 menjadi penampilan perdana dewa dari mitologi Nordik tersebut. Sosoknya tampil sebagai entitas legendaris yang akan membantu pemain game tersebut untuk mengalahkan musuh atau yang dikenal juga sebagai summon—di Final Fantasy III summon disebut juga sebagai Esper.
Karena Sakaguchi sudah merasa cocok dengan keberadaan Odin di seri ketiga Final Fantasy, ia memutuskan untuk menghadirkan kembali di beberapa seri selanjutnya. Perannya pun serupa, yaitu menjadi sosok summon.
Setelah penampilan perdananya di game JRPG, sosok Odin muncul di sebuah game yang berjudul Dusk of the Gods, sebuah game CRPG yang dirilis pada tahun 1991. Berbeda dengan peran di Final Fantasy III, di game ini, Odin memiliki peran sebagai pemberi komando sang karakter utama.
Sepertinya sosok dewa ini sangat menarik untuk dijadikan unsur di dalam sebuah game RPG. Sebuah perusahaan game Jepang bernama tri-Ace merilis sebuah game yang mengangkat tema mitologi Nordik dan menghadirkan sosok ini di dalam game-nya.
Kemudian, sosok Odin juga ditemukan dalam game RPG PS1 berjudul Valkyrie Profile. Di game JRPG besutan tri-Ace ini, sosok Odin pertama kali muncul ketika game ini bermula. Sosok Odin dipanggil oleh Lenneth Valkyrie dari tidurnya untuk kembali ke Midgard.
Kerap muncul di game RPG, sosok Odin ternyata memiliki daya tarik untuk genre lain. Game real-time strategy garapan Ensemble Studios, Age of Mythology, menghadirkan Odin sebagai entitas penting di dalam game-nya. Lalu, God of War era baru juga menghadirkan Odin. Di sini, sang developer ingin mempertemukan dewa perang dari mitologi Yunani dengan dewa perang dari mitologi Nordik.
Selain tema fantasi, ternyata sosok dewa dari bangsa Viking ini juga bisa ditemukan di sebuah game bertema fiksi ilmiah bernama Too Human. Uniknya, sosok Odin di sini bukanlah sebagai dewa atau entitas legendaris, meskipun memiliki peran yang mirip. Odin di game yang dirilis pada tahun 2008 ini merupakan sosok AI (artificial intelligence) yang memimpin para Æsir.
Simpulan
Ternyata, sosok dewa dari bangsa Viking ini begitu memiliki daya tarik yang tinggi, terutama untuk game bertema fantasi. Di samping itu, nyatanya, keberadaan Odin di dalam video game ternyata bisa menjadi sebuah jembatan untuk mengetahui berbagai hal terkait mitologi dalam suatu kaum. Maka dari itu, kami masih percaya bahwa dengan bermain game kita bisa meningkatkan wawasan.
Selain membahas Odin, kami juga akan membahas tokoh-tokoh mitologi dari berbagai bangsa melalui rubrik Mythologame. Jadi, jika kalian tertarik dengan pembahasan ini, kami akan memberikan artikel lain yang berhubungan dengan mitologi. Terus simak, sosial media dan website Gameformia!

 
		