Konsol generasi pertama Sony, dapat dikatakan memiliki jumlah katalog game PS1 yang sangat masif. Buat kalian yang hidup di era kejayaan PS1, coba ingat berapa jumlah game dengan genre RPG, action, sport, atau bahkan game-game absurd yang tersedia di konsol ini. Banyaknya jumlah game yang tersedia tentu berkat teknologi yang disediakan oleh konsol game perdana Sony ini.
Selain itu, meski ada Sega Saturn dan Nintendo 64, PlayStation mampu memberikan deretan game 3D dengan konsep gameplay dan cerita beragam. Banyak developer yang lebih memercayakan karya-karyanya dapat dimainkan di konsol ini. Bahkan di antara mereka rela menyediakan empat keping CD agar ide mereka di dalam game garapannya dapat tertampung. Ini semua menunjukkan bahwa PlayStation begitu mendominasi di eranya.
Bagi kamu yang ingin mengenang masa lalu, atau bagi kamu para Gen Z yang sering mendengar betapa serunya game-game PS1, tetapi belum pernah memainkannya, kami punya beberapa list rekomendasi game untukmu.
13 Game PS1 Terbaik dan Legendaris
1. Final Fantasy VII

Jika menyebutkan game PS1 terbaik dan legendaris, tentu kami takkan ragu menyebutkan Final Fantasy VII. Instalasi ketujuh dari waralaba besutan Squaresoft (sekarang Square Enix) ini mampu menyukseskan sebuah konsep cerita dan dunia baru di mana alih-alih mengangkat tema kerajaan atau cerita fantasi yang terpengaruh era Medieval, Final Fantasy VII mengangkat tema korporasi yang sangat eksploitatif terhadap lingkungan dan manusia.
Untuk game RPG, tema ini sangatlah revolusioner, lantaran belum pernah ada sebuah game RPG yang membicarakan tema yang terbilang relevan dengan sekitar. Selain tema yang diangkat begitu distingtif, Final Fantasy VII juga menawarkan teknologi grafis yang juga mendobrak zaman. Game ini hadir dengan grafis 3D dengan pre-rendered background yang di masa itu begitu wah penampilannya.
Karakter utama, yakni Cloud, begitu gagah dilihatnya. Ditambah lagi, di game ini pemainnya akan diberikan semacam ‘hadiah’ berupa FMV (Full-Motion Video) yang memiliki tampilan yang jauh lebih bagus dibandingkan di dalam game. Lalu, bagaimana untuk gameplay-nya? Sebagaimana game Final Fantasy generasi awal, FFVII pada dasarnya masih menggunakan konsep turn-based yang disertai dengan sistem bernam ATB atau Active Time Battle. Sistem yang dirancang oleh Hiroyuki Ito dan dipatenkan tahun 1995 ini cukup disukai oleh banyak gamers, terutama penggemar RPG.
Di samping itu, sistem Materia-nya juga membuat Final Fantasy VII begitu menarik di mana sangat esensial bagi pertumbuhan kemampuan setiap karakter. Tak hanya itu, sistem Materia ini juga memungkinkanmu untuk mengostumisasi karaktermu agar karaktermu bisa secara strategis mengalahkan para boss.
2. Metal Gear Solid

Sebelum namanya sebesar sekarang, Kojima takkan menjadi sosok yang begitu ikonis dan inspiratif tanpa adanya seri Metal Gear Solid. Meski ia terbilang cukup sukses dengan beberapa game Metal Gear di konsol dengan visual pixelated, akan tetapi namanya tidak seterkenal ketika ia merilis Metal Gear Solid di PS1.
Game ini begitu revolusioner di zamannya. Bagaimana tidak, Metal Gear Solid bisa menghadirkan sebuah game action stealth dengan cerita kompleks. Ya, mungkin game inilah proyek Kojima yang paling tepat dalam memanifestasikan aspirasinya ketika ingin membuat sebuah game yang terinspirasi dari film.
Tak hanya ceritanya saja yang kompleks, Metal Gear Solid pertama ini juga punya mecahnics yang dan visual yang melampaui eranya. Sebagai agen rahasia yang harus menjalankan misi di dalam senyap, kamu perlu melumpuhkan musuh tanpa harus tedeteksi oleh mereka.
Engine yang dibangung Kojima dan tim-nya memungkinkan kamu untuk menjadikan musuhmu eksperimen keisenganmu. Di sini kamu bisa menidurkan dengan pistol bius sampai menggunakan sniper riffle yang mampu memecahkan kepala mereka.Sebelumnya, kami menjelaskan bahwa grafis yang dipamerkan Metal Gear Solid sangatlah memukau.
Tidak ada sini pre-rendered background, tidak ada kamera statis, yang ada hanyalah imersivitas. Metal Gear Solid memperhatikan setiap detail yang ada, mulai dari asap yang keluar dari mulut ketika berada di Alaska, jejak langkah yang tampak di salju, bahkan jejak langkah dapat terdeteksi.Untuk menambah kesan sinematiknya, Kojima dan timnya tak hanya mengutamakan aspek pengambilan gambar, tetapi juga audionya.
Tak tanggung-tanggung Kojima menyertakan voice actor profesional yang mampu menghidupkan setiap karakter. Dari semua aspek yang dibuat sebegitu detailnya, Metal Gear Solid hingga kini masih tetap menjadi game terbaik, tak hanya di PS1, tetapi sepanjang masa.
3. Resident Evil 2

Melalui Resident Evil pertama, Capcom mampu menancapkan namanya di kancah game horor. Kesuksesan dari Resident Evil pertama tentu membebani Capcom sebagai developer yang telah memopulerkan genre game ini ke khalayak ramai. Untungnya, beban berat yang diemban oleh Capcom dapat mereka taklukan di sekuelnya.
Pada Resident Evil 2, Capcom ingin membuat langkah yang berbeda. Jika di prekuelnya, Resident Evil memiliki beberapa karakter dalam 1 keping CD, di Resident Evil 2 terdapat dua karakter dengan keping CD yang berbeda. Di sini, gamers akan memainkan dua karakter, yakni Leon Scott Kennedy dan Claire Redfield.
Leon merupakan seorang polisi baru yang sialnya terjebak ke dalam situasi di mana ia harus disambut oleh warga yang sudah menjadi zombie. Sementara, Claire, juga sialnya, harus menghadapi mayat-mayat hidup ini ketika mencari kakaknya yang sudah lama tak ada kabar. Kedua protagonis tersebut bertemu di sebuah tempat yang sudah dikepung mayat-mayat hidup ini.
Agar mereka selamat, Leon bersama Claire memutuskan ke kantor polisi Racoon City. Malangnya, ketika mereka menuju kantor polisi Racoon City, mobil yang dikendarai Leon tertabrak oleh sebuah truk yang dikendarai supir yang telah terjangkit virus zombie tersebut.Penggalan awalan cerita Resident Evil di atas terdengar menegangkan bukan?
Ternyata ketegangan tidak sampai di situ. Leon dan Claire harus memecahkan banyak teka-teki di dalam kantor polisi yang sudah diburu oleh para zombie. Nah, di sinilah usaha dan upaya kalian sebagai gamers agar bisa keluar dari situasi seperti neraka ini.
4. Crash Bandicoot (Original Trilogy)

Sega punya Sonic, Nintendo punya Mario, dan PlayStation? Yup, Crash Bandicoot lah yang menjadi ikon dari konsol milik Sony tersebut. Meski awalnya dianggap maskot tidak resmi, berkat popularitasnya, Crash Bandicoot tetap menjadi maskot PS1, lantaran jenama satu ini belum punya maskot sama sekali.
Bagi kami pun sosok Crash yang ‘selengean’ bisa menjadi penengah antara sosok Sonic yang ‘cool‘ dab Mario yang ‘bucin’. Crash Bandicoot bukan karakter seperti pahlawan seperti kedua sosok yang disebutkan sebelumnya. Namun, dibalik sikapnya yang nampak ugal-ugalan, Crash adalah sosok yang tak kalah keren.
Sosok Crash yang begitu ikonis tentu ditopang oleh gameplay yang berkesan. Padahal, secara mechanics game action platformer satu ini cukup sederhana, kamu hanya perlu melompat dan berputar (meski beberapa stage Crash dituntut untuk mengendarai motor, polar bear, harimau, pesawat, dan yang lainnya).
Kendati demikian, berkat tingkat kesulitan yang menantang, game ini tidak bisa dianggap remeh.Trilogi orisinal Crash Bandicoot menurut kami adalah seri terbaiknya. Game ini mampu mendefinisikan game platformer PlayStation yang mampu menyandingi Super Mario 64 yang rilis beberapa bulan sebelumnya.
5. Tekken 3

Membicarakan game PS1 legendaris, tentu jangan melupakan game fighting kenamaan, Tekken 3. Mengapa seri ketiga? Bukan dua seri sebelumnya? Bagi kami, seri ketiga ini adalah penyempurnaan dari kedua pendahulunya dari segala aspek.
Mulai dari visual, audio, hingga kontrol, Tekken 3 mampu mendefinisikan game fighting 3D yang sepertinya disiapkan menuju era 2000-an.Selain itu, karakter-karakter di Tekken 3 jauh lebih matang secara karakterisasi. Jika dulu mungkin segelintir karakter saja yang mendapatkan spotlight, Tekken 3 porsinya lebih adil.
Fokus pertikaian antar anggota keluarga Mishima-Kazama masih berlanjut. Namun, di seri ini Kazuya Mishima absen sejenak dan digantikan oleh putra hasil hubungannya dengan Jun Kazama, yakni Jin Kazama.Selain itu, karakter-karakter yang baru dihadirkan seperti Hwoarang, Ling Xiaoyu, Eddy Gordo, Julia Chang, hingga Bryan Fury sangat dirasakan eksistensinya di sini. Setiap karakter-karakter baru ini memiliki movement yang ikonis dan masing-masing terasa setara kelebihannya. Maka dari itu, Tekken 3 sangat layak menjadi sebuah game yang memiliki turnamen sendiri.
6. Spyro the Dragon

Selain Crash Bandicoot, ada satu game platformer yang tak kalah seru, yakni Spyro the Dragon. Karakter Spyro sendiri juga sama-sama terkenal di eranya. Namun, mungkin karena pamornya kalah dengan Crash Bandicoot, Spyro harus mengalah untuk menjadi maskot PlayStation.
Meski, eksistensi Spyro tidak segemerlap Crash, Spyro the Dragon memiliki gameplay yang sangat seru. Dari segi gaya permainan, Spyro terasa lebih eksploratif dibandingkan dengan Crash Bandicoot. Hal ini disebabkan oleh map-nya yang cenderung lebih luas dan tidak linier.
7. Gran Turismo 2

Punya obsesi atau cita-cita menjadi pembalap tapi tidak terkabul? Tenang, sebuah game PS1 berjudul Gran Turismo. Popularitas Gran Turismo hari ini tak bisa dilepaskan dari game-game terdahulunya. Di eranya, Gran Turismo menawarkan hal baru yang belum pernah terpikirkan oleh game-game balap lainnya. Jika game balap umumnya lebih berfokus dengan gaya arcade, Gran Turismo ingin menunjukkan imersivitas melalui gaya simulasinya.
Dan seri Gran Turismo 2 yang kami pilih. Mengapa? Tak bisa dipungkiri jika seri pertama Gran Turismo adalah game yang sangat bagus.Namun, seri keduanya ini secara konten jauh lebih kaya. Di seri keduanya jumlah katalog mobil jauh lebih banyak dibandingkan pendahulunya. Jumlahnya bahkan mencapai 650 varian mobil.
Tak cukup jumlah mobil, jumlah sirkuit balap juga tak kalah banyak—berjumlah 27 sirkuit. Mode simulasi atau Gran Turismo Mode (versi PAL dan Jepang) di sini juga lebih kompleks dan seru diikuti. Kamu akan merasakan bagaimana menjadi pembalap amatir hingga profesional di mode ini.
8. Castlevania: Symphony of the Night

Meski di era PS1 banyak developer berlomba-lomba menggarap grafis 3D karena hardware konsol tersebut yang mendukung teknologi baru, dalam Castlevania: Symphony of the Night, Konami tidak mau berkompromi dengan idealisme game tersebut. Game ini tetap tampil dengan 2D side scrolling. Meski menggunakan teknologi grafis generasi sebelumnya, ternyata game satu ini memiliki penggemar yang cukup fanatik. Apalagi, karakter design yang cukup ikonis yang dirancang oleh Ayami Kojima.
9. Tony Hawk’s Pro Skater 1-3

Teknologi dengan peningkatan eksponensial yang dimiliki oleh PlayStation atau PS1, membuat banyak developer berlomba-lomba menggarap game yang berbeda. Genre olah raga pun menjadi semakin beragam. Jika di era sebelumnya hanya olah raga seperti sepak bola, basket, voli, balap mobil, dan balap motor saja yang terlihat, di era PS1 game olah raga semakin variatif. Salah satu judul yang sangat populer adalah Tony Hawk’s Pro Skater (THPS).
Hebatnya, game ini mengangkat derajat skateboard yang sebelumnya olah raga jalanan menjadi bagian budaya populer. Seluruh bagian ekosistem skateboard pun ikut mendapat ‘cipratan’ dari popularitas (THPS).
Mulai dari musisi punk rock seperti Bad Religion, Goldfinger, Lagwagon, dan Dead Kennedys; musisi hip-hop seperti Public Enemy, Aim, YZ, dan beberapa yang lainnya; hingga Rage Against the Machine mendapat tempat berkat game ini. Banyak gamers yang juga terinspirasi untuk memulai menyeluncurkan papannya dan belajar Ollie atau Kick Flip karena game ini.
10. Silent Hill

Sama-sama mengambil ceruk game horor bersama Resident Evil, Silent Hill hadir dengan cita rasa berbeda. Jika Resident Evil hadir dengan survival horror penuh dentuman bunyi tembakan, Silent Hill lebih mengangkat konsep horor yang lebih psikologis dan lebih suram. Di sini, kamu tak hanya menemukan sejumlah kejutan-kejutan jump-scare, melainkan juga hal-hal yang mengguncang kejiwaanmu berkat ceritanya yang kelam.
Kami tidak meremehkan kengerian yang disajikan Resident Evil, tetapi Silent Hill membawamu ke sebuah keadaan misantropis dan pesimistik. Bagaimana tidak? Sang karakter utama, Harry Mason harus bertarung dengan kesepiannya karena harus kehilangan istrinya.
Selang beberapa waktu setelah kematian perempuan yang sangat ia cintai, ia kehilangan anak angkatnya Cheryl Mason. Karena Harry adalah sosok ayah yang bertanggung jawab, dengan risiko apapun yang ia hadapi, ia mencari Cheryl di manapun gadis itu berada.
Perjalanan dan pencariannya ternyata sangat gelap jalannya, bukan hanya secara harafiah, tetapi juga secara metaforis. Ia harus menghadapi makhluk menyeramkan dan membahayakan nyawanya dengan segala keterbatasan.
Bagi kami, memainkan Resident Evil sebagai karakter yang punya latar belakang yang dekat dengan persenjataan membuat kami merasa berdaya. Namun, berperan sebagai Harry Mason di Silent Hill akan membuatmu menjadi manusia rapuh yang harus bertahan untuk mencapai tujuan. Sungguh tragis bukan?
11. Bishi Bashi Special

Mencari sebuah game yang seru dimainkan bersama-sama, entah dengan teman atau keluarga? Nah, game berjudul Bishi Bashi Special adalah game absurd nan menghibur. Pada dasarnya, game ini adalah koleksi minigame yang dijadikan satu.
Minigamenya pun sangat beragam, mulai dari seberapa banyak seorang karateka mampu menghajar gerombolan mafia, hingga seberapa banyak seorang bapak-bapak paruh baya dapat menelan kacang berwarna-warni yang sebenarnya lebih terlihat seperti permen telur cicak. Mungkin ketika kalian bosan dengan game-game esport umum, kalian bisa jadikan Bishi Bashi Special cabang esport baru.
12. Xenogears

Di eranya, ada sebuah game yang mampu mendobrak batasan terutama dari segi narasi, yaitu Xenogears. Xenogears dapat membuktikan bahwa sebuah game RPG dapat dibungkus dengan cerita kontroversial. Sang director, Tetsuya Takahashi, tak segan-segan memasukkan tema keagamaan dan juga pengaruh psikoanalisis di dalamnya.
Tentu ada saja pro dan kontra karena topik yang disingguh oleh Xenogears. Popularitas Xenogears ternyata bukan hanya dari temanya, namun gameplay dan fitur mecha. Konsep RPG dengan command list yang cukup inovatif dan digabung dengan robot besar yang dapat dikendarai sangat dicintai oleh banyak pemainnya.
13. Jackie Chan Stuntmaster

Penggemar film action generasi 90-an mana yang tak kenal dengan Jackie Chan? Di tahun 2000, kesuksesan Jackie Chan didongkrak kembali ke medium lain, yaitu game dengan judul Jackie Chan Stuntmaster. Game PS1 ini tidak semata-mata mendompleng nama Jackie Chan yang di kala itu sangat besar. Jackie Chan Stuntmaster tetap menyajikan pengalaman game action yang seru dilengkapi dengan humor ala sang aktor.
14. Wild Arms

Ramainya pasar RPG di PS1 membuat developer asal Jepang, Media.Vision tertarik itu terlibat di dalamnya dengan menghadirkan sebuah RPG berjudul Wild Arms. Wild Arms mencoba mengambil tema yang belum populer di genre ini, yakni fantasi dengan sentuhan wild west. Artinya, game ini menjadikan senjata api sebagai senjata utama setiap karakter.
Di game PS1 ini kamu akan memainkan tiga protagonis: Rudy, Jack, dan Cecilia yang menyelamatkan dunia dari ancaman makhluk kuno bernama Metal Demons. Bagi kami, dibandingkan seri-seri lain, Wild Arms orisinal adalah yang terbaik.
15. Winning Eleven 4

Jika kita sering pergi ke rental di era 2000-an, game yang sering dimainkan adalah Winning Eleven 4. Bukan FIFA ataupun Winning Eleven sebelumnya. Game PS1 ini mampu mendobrak kancah game sepak bola global. Di kala itu FIFA lebih berfokus pada aspek kosmetik, Winning Eleven 4 mencoba untuk membuat sebuah game sepak bola yang benar-benar intuitif dan kompetitif.
Game ini memiliki aspek yang memang harus dimiliki oleh game sepak bola, yakni menuntut pemainnya tak hanya piawai dalam berstrategi ketika berada di lapangan, tetapi juga di luar lapangan. Kalau kamu tidak pernah merasakan keseruan Winning Eleven 4 di era PS1, kamu sangat merugi.
16. Final Fantasy VIII

Apabila harus menyebut salah satu seri Final Fantasy terbaik untuk kami, kami takkan segan-segan menyebut Final Fantasy VIII. Alasannya? Final Fantasy VIII adalah pembuka jalur Final Fantasy yang lebih sinematik, bahkan dibanding dengan Final Fantasy VII yang dikala itu mampu menawarkan sesuatu yang baru di eranya.
Hanya rentang dua tahun, Squaresoft mampu menghadirkan sebuah game cantik tak hanya dari segi cerita, tetapi segi visual. Gameplay-nya? Ini debateable. Banyak yang menganggap mechanics FFVIII aneh. Namun, menurut kami game ini masih tetap enjoyable.
17. Crash Team Racing

Keindahan era PS1 adalah ada sebuah game balapan yang mengangkat karakter-karakter Crash Bandicoot yang mampu menandingi popularitas Mario Kart di masanya. Yup, game ini berjudul Crash Team Racing atau yang dikenal sebagai CTR. Secara esensi gameplay game ini mirip-mirip dengan Mario Kart. Namun, CTR mampu mengangkat karakter-karakter dari game Crash Bandicoot dengan gameplay kart racing yang adiktif.
18. Syphon Filter

Stealth Action PS1 hanyalah MGS saja? Eits, jangan terburu-buru dulu! Masih ada Syphon Filter yang tak kalah menarik. Game PS1 ini menceritakan agen rahasia Gabe Logan dalam misinya melawan organisasi teroris yang mengembangkan virus mematikan bernama Syphon Filter. Gameplay-nya menonjol dengan variasi senjata, taktik penyusupan, hingga momen ikonik seperti penggunaan Taser dengan efek yang memorable.
19. Tomba! 2

Tomba 2 adalah salah satu game yang sukses memadukan platformer dengan elemen RPG. Keunggulan lain dari game ini adalah kebebasan eksplorasi dan sistem quest yang membuat pemain betah berlama-lama. Tak heran jika Tomba! 2 masih dikenang sebagai salah satu game PS1 terbaik yang jarang terlupakan oleh para pemainnya. Yang menarik dari Tomba! 2 adalah dunia warna-warni dan karakter-karakter quirky.
20. Twisted Metal 2

Twisted Metal 2 menjadi puncak dari seri Twisted Metal, dengan gameplay yang lebih halus dan seru dibanding versi pertama. Game tembak-tembakan dengan membawakan mobil ini sangat memorable bagi para gamers angkatan 90-an.
Game ini membawa kita ke berbagai lokasi di seluruh dunia, mulai dari New York hingga Hong Kong, jauh berbeda dari game pertama yang hanya di Los Angeles. Cutscene bergaya komik dengan pengisi suara serta karakter-karakter unik menambah daya tarik, ditambah visual yang lebih memukau.
21. Mega Man X4

X4 menjadi sorotan utama dalam seri ini karena menghadirkan pengalaman bermain yang lebih matang dibanding penerusnya, X5. Gameplay-nya tetap seru dan menantang, tetapi alur ceritanya lebih konsisten sehingga pemain tidak dibingungkan oleh hasil acak seperti di X5. Setiap level dan bos dirancang dengan baik, memberikan keseimbangan antara tantangan dan kepuasan saat berhasil menaklukkan musuh.
Tak hanya itu, visual dan desain karakter di X4 terasa lebih rapi, membuat eksplorasi dunia game semakin menyenangkan. Dengan kombinasi gameplay solid dan cerita yang terstruktur, X4 pantas dianggap sebagai salah satu puncak dari seri ini.
22. Mega Man Legends

Jika Mega Man X mengusung side-scrolling action, Mega Man Legends memungkinkan kita untuk mengeksplorasi dunia di dalamnya. Perbedaan grafis 3D membuatnya berbeda juga secara esensi game. Game ini hadir dengan genre action RPG. Di daftar ini, kami lebih memilih Mega Man Legends pertama dibandingkan kedua. Mengapa? Meski ada beberapa peningkatan dari segi dunia dan kontrol pada sekuelnya, Mega Man Legends pertama lebih sesuai porsi. Seri kedua memiliki daya jelajah yang lebih luas. Namun, sayangnya beberapa tempat terasa kurang hidup dan terkesan monoton. Nah, itulah mengapa prekuel Legends begitu berkesan di hati kami.
23. Tactics Ogre: Let Us Cling Together

Game PS1 favorit kami selanjutnya adalah Tactics Ogre: Let Us Cling Together. Game ini menurut kami cukup underrated apalagi jika disandingkan dengan game-game serupa garapan Squaresoft lainnya. Kendati demikian, Tactics Ogre memiliki alur cerita yang kompleks dan seru diikuti. Ceritanya memiliki intrik politik nan pelik, sehingga membuat kita berpikir. Tak hanya itu saja, game ini juga memiliki alur cerita yang bercabang yang membuatnya tidak linier.
24. Final Fantasy IX

Membahas game PS1 terbaik, jangan pernah melewatkan Final Fantasy IX. Game ini membawa kita kembali ke tema Final Fantasy sebelum era Final Fantasy VII. Tak ada mesin, korporasi, atau robot—yang terlihat justru kerajaan dengan nuansa medieval klasik.
Selain itu, karakter-karakter di Final Fantasy IX begitu ikonik. Desainnya tidak lagi realistis seperti di FFVIII, melainkan bergaya chibi yang menggemaskan. Namun, meski tampilannya lucu, kisah yang dibawakan FFIX tetap dramatis dan penuh emosi, membuatnya tak kalah memikat dibanding seri sebelumnya.
25. Digimon World 3

Takkan lengkap membicarakan game PS1 tanpa menyebutkan Digimon World 3. Seri ini adalah seri yang melengkapi kedua seri sebelumnya. Digimon World 3 ini beranjak dari dungeon crawler seperti di seri kedua dan konsep seperti Tamagochi di seri pertama ke JRPG pada umumnya. Meski secara esensi gameplay game ini mengusung JRPG pada umumnya, penulisan ceritanya cukup seru. Selain itu, tempat-tempat yang dikunjungi juga cukup mengobati konsep gameplay yang generik ini.
26. Soul Blade

Jika Tekken adalah game fighting baku hantam, saudaranya, Soul Blade, memungkinkan kita bertarung dengan menggunakan senjata. Game ini hadir dengan karakter dengan latar belakang dari berbagai negara mulai dari Mitsurugi dan Taki yang berasal dari Jepang, Hwang dari Korea, dan masih banyak lagi. Selain itu, game ini memiliki Edge Master Mode. Mode ini memungkinkan kita meng-upgrade yang mendapatkan senjata terkuat dari masing-masing karakter. Menariknya lagi, game ini memiliki ending baik dan buruk.
27. Driver 2

Di kala Grand Theft Auto PS1 masih mengusung konsep top-down camera, sebuah game bernama Driver 2 sudah mengusung konsep third person action dengan dunia yang terbuka. Ya, di sini kita bisa berkeliling kota dan menghindari kejaran polisi. Di Driver 2, kita tak hanya bisa berkeliling dengan menggunakan mobil, melainkan juga keluar dari mobil dan berjalan-jalan sebagai seorang pejalan kaki. Tetapi, di Driver 2, ketika kita berjalan kaki, kita takkan bisa menggunakan senjata, lantaran di game ini tak ada fitur baku tembak.
28. WWF Smack Down! 2: Know Your Role

Selain Winning Eleven 4, game yang sering kita temukan sedang dimainkan anak-anak di rental PlayStation adalah WWF Smack Down! 2: Know Your Role. Sekuelnya ini memiliki hadir dengan fitur dan mode yang lebih banyak. Selain itu, di Know Your Role terdapat tambahan pegulat yang jumlahnya sangat banyak.
Di sini ada Rikishi dan dua temannya—Scotty Two Hotty dan Grand Master Sexay— dan banyak pegulat yang tidak kita temukan di seri pertama. Selain itu, di game PS1 ini, terdapat arena luar ring yang juga lebih variatif, mulai dari ruangan VIP hingga tempat parkir.
29. Monster Rancher 2

Game PS1 selanjutnya adalah Monster Rancher 2. Ketika Pokemon adalah IP milik Nintendo, selain Digimon, ada game ternak monster yang juga jangan dilewatkan, Monster Rancher 2. Berbeda dengan Digimon, game ini berfokus pada pengembangan monster yang akan dihadapkan dengan monster lain di arena. Yang menarik di game ini adalah kita bisa gunakan CD lain untuk membangkitkan monster random.
30. Fear Effect 2: Retro Helix

Game PS1 terakhir adalah Fear Effect 2. Meski game ini bukan untuk anak-anak Fear Effect 2 memiliki cerita yang menarik untuk diikuti. Alurnya cukup kompleks untuk anak-anak dan juga ada adegan sensual yang tidak diperuntukkan bagi di bawah usia 17 tahun. Game ini digadang-gadang menjadi saingan Tomb Raider. Namun, cerita di game ini lebih gelap dengan tema fiksi ilmiah, sehingga tidak bisa disandingkan dengan Tomb Raider.
Game PS1 memiliki genre yang sangat variatif. Mulai dari RPG, action platformer, hingga yang absurd seperti Bishi Bashi Special. Game-game di atas tentu begitu berkesan bagi yang pernah memainkannya. Nah, jika kamu punya daftar lainnya, kamu juga bisa tuliskan di kolom komentar, ya!
Jangan lupa untuk terus mengikuti informasi dan ulasan menarik seputar dunia game di Gameformia. Dapatkan konten terbaru dengan mengikuti kami di YouTube, Instagram, dan Facebook!

