Setelah dirilis secara resmi di Steam pada 17 Juli 2025, Upin & Ipin Universe sempat menarik perhatian, terutama dari basis penggemar waralaba animasi anak tersebut di Asia Tenggara. Namun, hanya berselang seminggu, daya tarik itu meredup. Game yang membawa karakter ikonik dari serial televisi Malaysia itu kini harus menghadapi kenyataan bahwa hanya belasan orang yang masih memainkannya secara aktif.
Data dari situs SteamDB menunjukkan bahwa jumlah pemain aktif saat ini hanya berada di kisaran 10 orang. Dalam 24 jam terakhir, jumlah pemain tertinggi yang tercatat hanya mencapai 36 orang. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dari capaian tertinggi yang dicatat pada hari peluncuran, yakni sebanyak 141 pemain. Sejak dua hari setelah perilisan, tren penurunan terus terjadi secara konsisten tanpa pernah menunjukkan lonjakan kembali.
Kondisi ini tentu menjadi ironi, mengingat kekuatan merek Upin & Ipin yang begitu kuat di kawasan Asia Tenggara. Selama bertahun-tahun, dua tokoh kembar tersebut telah menjadi bagian dari budaya populer di berbagai negara, terutama Malaysia dan Indonesia. Masuknya Upin & Ipin ke industri game semestinya menjadi momentum ekspansi baru. Namun, ekspektasi itu tampaknya tak mampu diwujudkan oleh tim pengembang.
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab mengapa game ini kehilangan daya tarik begitu cepat. Pertama, banyak pemain mengeluhkan kualitas gameplay yang cenderung repetitif dan tidak menawarkan pengalaman bermain yang menyegarkan. Kedua, keberadaan bug yang belum terselesaikan sejak hari pertama membuat pengalaman bermain terasa frustratif. Ketiga, harga jual game yang dinilai terlalu tinggi untuk pasar Asia Tenggara juga turut memengaruhi minat pembelian.
Sebagai catatan, Steam mengenakan harga yang berbeda-beda berdasarkan wilayah, namun tetap saja, banyak pengguna merasa harga yang dipatok untuk Upin & Ipin Universe tak sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. Tak sedikit ulasan di Steam yang menyebut bahwa game ini terasa seperti proyek yang belum rampung—baik dari sisi teknis, desain misi, maupun performa grafis.
Tren ini menegaskan bahwa kekuatan IP (intellectual property) saja tidak cukup untuk menjamin kesuksesan komersial di industri game. Kehadiran nama besar seperti Upin & Ipin memang mampu menarik perhatian awal, tetapi keberlanjutan sebuah game tetap bergantung pada kualitas eksekusi dan respons terhadap kritik pengguna.
Saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pengembang terkait penurunan drastis jumlah pemain maupun rencana pembaruan konten di masa mendatang. Namun jika situasi ini terus dibiarkan tanpa perbaikan teknis maupun strategi pemasaran yang baru, bukan tak mungkin Upin & Ipin Universe akan segera menjadi satu dari sekian banyak proyek adaptasi IP besar yang gagal bertahan di tengah persaingan.