Hideo Kojima, kreator di balik Metal Gear dan Death Stranding, mengungkap bahwa dua karya besar yang membentuk kariernya itu takkan pernah lahir tanpa pengalaman masa kecilnya di Osaka World Expo 1970. Dalam esai terbarunya di majalah Jepang an-an, Kojima menulis bahwa pameran dunia tersebut menjadi titik balik dalam hidupnya, membentuk cara pandangnya terhadap masa depan, teknologi, dan kemanusiaan.
Sebagai anak yang tinggal tak jauh dari lokasi acara, Kojima kerap mengunjungi Expo tersebut berkali-kali. Ia menggambarkan pengalamannya bertemu dengan sejumlah tokoh besar seperti Taro Okamoto, Sakyo Komatsu, Kenzo Tange, Kisho Kurokawa, Junko Koshino, dan Hanae Mori sebagai momen yang mengguncang. “Rasanya seperti Close Encounters of the Third Kind,” tulisnya, merujuk pada film klasik tentang pertemuan dengan hal yang asing dan luar biasa. Bagi Kojima, Osaka World Expo 1970 menjadi garis pembatas antara masa “sebelum” dan “sesudah” dalam hidupnya.
Menurutnya, daya tarik utama Expo tersebut bukan hanya pada teknologi mutakhir atau visi masa depannya, melainkan pada keberagaman yang dipamerkan. Ia melihat bagaimana berbagai bangsa, ras, agama, dan budaya bisa hidup berdampingan dalam satu ruang harmoni. “Itulah perwujudan nyata dari masa lalu dan masa depan, dari dunia dan harmoni itu sendiri,” tulisnya. Kojima menegaskan, tanpa pengalaman itu, pandangan global dan futuristik yang menjadi dasar Metal Gear dan Death Stranding mungkin takkan pernah terbentuk.
Namun, ketika membicarakan Osaka World Expo 2025, Kojima tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menilai acara tersebut kehilangan ambisi dan visi futuristik yang dulu membuat Expo 1970 begitu menginspirasi. Kojima bahkan sempat diminta memberi masukan oleh komite persiapan pemerintah, tetapi idenya dianggap terlalu ambisius untuk anggaran yang tersedia.
Bagi Kojima, Osaka World Expo 1970 bukan sekadar ajang pamer teknologi, melainkan fondasi dari cara berpikir global dan futuristik yang terus memengaruhi setiap karyanya di dunia game hingga kini.

 
		