Hollow Knight: Silksong menuai kritik keras di platform distribusi game digital Steam. Banyak pemain menumpahkan kekesalan mereka lewat ulasan negatif, sebagian besar menyoroti tingkat kesulitan yang dianggap terlalu brutal.
Isu soal kesulitan dalam video game memang bukan hal baru. Sejak lama, topik ini memicu perdebatan: bagi sebagian pemain, tantangan adalah bagian yang menyenangkan, tetapi bagi yang lain justru membuat frustrasi. Ketika sebuah game dianggap melampaui batas, protes pun kerap muncul dalam bentuk review buruk.
Fenomena ini sebelumnya juga dialami FromSoftware—studio di balik Dark Souls dan Elden Ring. Kedua judul tersebut terkenal (dan ditakuti) karena tidak menyediakan opsi pengaturan kesulitan. Karakteristik itu menjadikan mereka populer sekaligus kontroversial, dan rupanya pola serupa kini dialami Silksong.
Banyak pemain yang ikut dalam antusiasme rilis Silksong tidak benar-benar memahami gaya desain yang ditawarkan. Akibatnya, mereka merasa kewalahan ketika berhadapan dengan mekanik permainan yang menuntut presisi tinggi. Perbandingan dengan Hollow Knight pertama pun muncul, terlihat dari selisih jumlah pemain aktif hingga respons publik yang lebih beragam.
Menariknya, keluhan tidak hanya datang dari pendatang baru. Beberapa penggemar lama Hollow Knight juga mengaku terganggu oleh tingkat kesulitan Silksong. Kondisi ini mengingatkan pada kontroversi serupa yang menimpa DLC Elden Ring: Shadow of the Erdtree, yang sempat dihujani kritik karena dianggap terlalu sulit saat pertama kali diluncurkan.
Meski demikian, Silksong sejatinya telah menyiapkan jalan tengah. Tim pengembang menyediakan fitur Assist Mode yang ditujukan bagi pemain yang merasa kesulitan. Mode ini memang tidak membuat permainan jadi mudah seketika, namun cukup membantu untuk meredam frustrasi pemain yang ingin tetap melanjutkan petualangan.