Masa depan combat system seri Final Fantasy masih menjadi tanda tanya besar. Naoki Yoshida, produser Final Fantasy XVI, menyatakan bahwa belum ada kepastian apakah seri utama berikutnya akan kembali ke sistem turn-based atau tetap melanjutkan pendekatan action seperti yang diterapkan pada game terbaru.
Pernyataan ini disampaikan setelah kesuksesan Clair Obscur: Expedition 33, game RPG bergaya turn-based yang dirilis awal tahun ini oleh Sandfall Interactive. Game tersebut mendapat sambutan positif dari penggemar RPG klasik yang merindukan Final Fantasy kembali ke akar gameplay-nya.
Namun bagi Yoshida, membatasi pembahasan hanya pada sistem pertarungan dianggap terlalu sempit.
“Kalau kita hanya membandingkan gameplay dari sisi pertarungannya saja, itu mengabaikan visi kreatif secara keseluruhan,” ujar Yoshida kepada Anime News Network dalam sesi wawancara di Anime Expo 2025. “Pilihan kualitas grafis atau narasi yang ingin kami bawa kepada pemain, semuanya berperan dalam bagaimana sistem game, termasuk sistem combat dan nuansa bermain yang dibentuk.”
Yoshida menegaskan bahwa belum ada jawaban pasti apakah Final Fantasy XVII akan mengarah sepenuhnya ke turn-based atau action. Ia juga menyebut bahwa dirinya kemungkinan tidak terlibat dalam proyek tersebut.
“Saya belum tentu akan terlibat di Final Fantasy XVII, jadi kami tidak ingin membatasi arah kreatif sutradara atau produser selanjutnya. Mereka harus diberi kebebasan untuk menentukan arah game ini,” ujarnya.
Pergeseran sistem pertarungan dalam seri ini memang telah memicu perdebatan sejak lama. Pendekatan action dalam Final Fantasy XVI dinilai terlalu menyimpang dari identitas klasik oleh sebagian penggemar lama. Sebaliknya, Final Fantasy VII Remake dianggap berhasil menyatukan elemen turn-based dan action secara lebih seimbang.
Dalam wawancara sebelumnya, Yoshida menyebut bahwa Final Fantasy adalah soal menciptakan pengalaman sinematik yang kuat.
“Kalau kita lihat Final Fantasy pertama, kamu bermain sejenak lalu masuk ke adegan pembuka yang sinematik. Itu yang membedakan Final Fantasy dari game lainnya, di mana pengalaman yang hampir seperti menonton film,” tuturnya.
Hironobu Sakaguchi, pencipta Final Fantasy, juga menekankan pentingnya keberanian mengambil risiko dalam tiap seri. Dalam sesi wawancaranya bersama Yoshida di Final Fantasy XIV Fan Fest London 2023, ia menyampaikan bahwa inovasi adalah bagian dari DNA seri ini.
“Orang kadang bertanya, ‘Kenapa tidak buat saja game yang sama lagi?’ Tapi menurut saya, Final Fantasy bukan soal itu. Ia harus terus menantang diri sendiri dan berani bereksperimen,” kata Sakaguchi.
Meski begitu, Square Enix baru-baru ini mengakui bahwa penjualan Final Fantasy VII Rebirth dan Final Fantasy XVI tidak memenuhi ekspektasi. Hal ini memunculkan dorongan agar arah pengembangan seri utama berikutnya dievaluasi kembali. Beberapa pengamat bahkan menilai Square Enix mulai “mengibarkan bendera putih” dalam persaingan dengan pengembang seperti Sandfall dan Atlus di ranah game turn-based.
Namun, sejarah menunjukkan bahwa kembali ke tradisi juga bisa berhasil. Final Fantasy IX, yang sangat setia pada format RPG klasik, tetap dicintai hingga kini. Rumor tentang proyek remake-nya pun terus bergulir, meski belum dikonfirmasi secara resmi.
Sementara menanti kejelasan arah seri utama, Yoshida kini terlibat dalam pengembangan remaster Final Fantasy Tactics, yang dijadwalkan rilis pada September mendatang. Game ini berbasis turn-based, namun dalam format strategi taktis.