Rilis Hollow Knight: Silksong pada Jumat lalu berubah menjadi fenomena global. Lonjakan pembelian yang tak terbendung membuat sejumlah toko game digital besar seperti Steam, Nintendo eShop, PlayStation Store, dan Microsoft Store sempat tumbang.
Sekuel dari Hollow Knight (2017) ini sudah lama ditunggu para penggemar. Antusiasme itu terbukti saat ribuan pemain di berbagai belahan dunia melaporkan kesulitan membeli game dalam jam-jam awal peluncuran. Gangguan sistem menyebabkan transaksi gagal dan pesan error terus muncul hampir tiga jam setelah game resmi dirilis.
Data dari platform pemantau gangguan Downdetector memperlihatkan lonjakan laporan hingga 3.750 pengguna sesaat setelah rilis, sebelum perlahan menurun. Media sosial pun dipenuhi keluhan, tangkapan layar kode error, hingga kritik atas absennya opsi pre-order yang dianggap bisa mencegah kemacetan. Seorang pengguna menyebut situasi ini “konyol”, sementara yang lain menilainya “bodoh” karena tidak ada langkah antisipasi.
Tak hanya di platform utama, Humble Bundle juga sempat memasang pengumuman bahwa game tidak tersedia karena trafik berlebihan. Pesan itu kemudian dihapus setelah masalah teratasi.
Meski diwarnai kendala teknis, Steam mencatat lebih dari 100 ribu pemain aktif hanya dalam 30 menit setelah peluncuran, menandakan sebagian besar pengguna berhasil mendapatkan salinannya.
Hollow Knight sendiri dikembangkan oleh tiga orang, di antaranya Ari Gibson, William Pellen, dan Jack Vine, dengan musik dari Christopher Larkin. Mereka tergabung dalam studio indie berbasis Adelaide, Team Cherry. Sejak dirilis pada 2017, Hollow Knight telah membangun komunitas penggemar setia dan disebut sudah terjual lebih dari 15 juta kopi di seluruh dunia. The New York Times bahkan menyebut game ini sebagai “klasik Metroidvania modern” dengan animasi tangan yang detail, pertarungan bos menantang, dan lorong penuh rahasia.
Popularitas sekuel Silksong membuat sedikitnya tujuh game lain menunda perilisan dalam dua pekan terakhir, termasuk Baby Steps dan Demonschool. Alasannya sederhana: menghindari benturan jadwal dengan game yang diprediksi mendominasi perhatian industri.
Kesuksesan ini juga dirayakan South Australian Film Corporation yang menulis di LinkedIn: “Tim kecil namun tangguh dari Adelaide ini adalah bakat kelas dunia sejati yang menunjukkan keunggulan kreatif dari Australia Selatan.”
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Ari Gibson menyebut masa pengembangan tujuh tahun Silksong adalah pilihan tim untuk memastikan hasil sesuai visi mereka. “Kami tim kecil, dan membuat game membutuhkan waktu lama. Tidak ada momen kontroversial besar di balik itu,” ujarnya.
Sementara itu, William Pellen dalam wawancara dengan ABC menilai daya tarik Hollow Knight terletak pada kemampuannya menggabungkan inspirasi dari game klasik tanpa terlihat usang. “Kami membuat sesuatu sesuai selera kami, dan itu berarti berbeda dari kebanyakan. Semoga Silksong bisa mengulang pencapaian itu,” katanya.