CEO Microsoft Gaming, Phil Spencer, menegaskan bahwa penggunaan artificial intelligence di ekosistem Xbox tidak bersifat wajib, terutama bagi para kreator game. Ia menyebut bahwa penerapan AI di Microsoft saat ini masih terbatas pada fungsi keamanan dan moderasi Xbox Live, bukan pada proses kreatif dalam pembuatan game.
Dalam diskusi di Paley International Council Summit di California—dikutip dari IGN—Spencer menjelaskan bahwa peran utama AI di Xbox adalah untuk mengawasi percakapan teks dan suara antar-pemain. Langkah ini bertujuan menjaga keamanan pengguna, terutama bagi akun anak di bawah umur yang diawasi oleh orang tua.
“Mungkin ini bukan penggunaan AI yang paling menarik, tapi ini sesuatu yang saya yakini penting,” ujar Spencer.
Lebih lanjut, Spencer menolak pendekatan yang bersifat top-down dalam penerapan AI untuk tim kreatif. Menurutnya, keputusan penggunaan teknologi seharusnya muncul dari kebutuhan dan kenyamanan tim pengembang itu sendiri.
“Di sisi kreatif, saya benar-benar menyerahkan semuanya kepada tim,” katanya. “Biasanya tim akan menggunakan alat yang membuat pekerjaan mereka lebih mudah jika memang bermanfaat. Tapi memaksa mereka memakai alat tertentu bukanlah jalan menuju keberhasilan.”
Meski tertarik dengan potensi AI dalam membantu sistem rekomendasi dan penemuan konten, Spencer menegaskan bahwa Microsoft belum berencana menggunakan teknologi tersebut untuk proses produksi game.
“AI kami gunakan lebih untuk operasional dibandingkan sisi kreatif,” tuturnya. “Saya lebih melihatnya sebagai cara mempercepat ritme kreativitas dan memberi ruang untuk mencoba lebih banyak hal sebelum memutuskan arah berikutnya.”
Pendekatan ini berbanding terbalik dengan Electronic Arts (EA), yang pada pekan yang sama mengumumkan kemitraan dengan StabilityAI. Laporan Business Insider menyebut kebijakan tersebut sempat menuai penolakan dari karyawan, sementara Financial Times mengungkap bahwa penghematan biaya berbasis AI menjadi bagian penting dalam rencana akuisisi EA oleh konsorsium yang melibatkan Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi.
Selain membahas kebijakan AI, Spencer juga menyoroti pertumbuhan Xbox di pasar Jepang, wilayah yang selama ini dikenal sulit ditembus oleh perusahaan game Barat. Dalam wawancara dengan Famitsu saat Tokyo Game Show (TGS), ia mengatakan bahwa waktu bermain pengguna Xbox di Jepang meningkat sekitar 20 persen dalam setahun terakhir.
“Angka ini mencakup pemain di konsol, PC, dan cloud gaming,” ujar Spencer. “Jika kami terus menyediakan konten yang relevan untuk pemain Jepang, pertumbuhan ini akan terus berlanjut.”
Meskipun peningkatan tersebut berasal dari basis pengguna yang relatif kecil, Spencer menilai tren ini menunjukkan hasil dari komitmen Microsoft terhadap pasar Jepang. Saat ini, Microsoft Game Studios berperan sebagai penerbit untuk dua proyek besar: Ninja Gaiden 4 dan OD, game terbaru garapan Hideo Kojima.

 
		