Generasi PlayStation 5 (PS5) sejauh ini dinilai sebagai periode paling mengecewakan bagi Sony dalam menghadirkan game eksklusif. Perusahaan yang selama ini identik dengan deretan game single-player sinematis justru kehilangan pijakan di paruh akhir siklus konsol terbarunya.
Penyebab utama kondisi ini adalah strategi Sony yang sempat terjebak pada tren live-service. Upaya tersebut tidak berjalan mulus. Sony bahkan secara terbuka mengakui kegagalannya. Kini, perusahaan asal Jepang itu mulai mengubah arah dengan kembali menempatkan game single-player sebagai pilar utama, dan menargetkan diri sebagai “pemimpin kreatif” di genre tersebut.
Dalam Laporan Korporat 2025 yang baru dirilis, Sony menekankan strategi baru ini sebagai poin kunci. Mereka menyebut ingin terus berinovasi di ranah single-player sekaligus menguatkan identitas PlayStation yang selama ini dikenal lewat judul-judul naratif berkualitas tinggi.
Meski begitu, Sony tidak sepenuhnya menutup pintu bagi live-service. Dalam laporan yang sama, mereka menegaskan masih akan mengembangkan model bisnis ini melalui diversifikasi. Saat ini, proyek live-service yang masih bertahan hanyalah Marathon besutan Bungie dan FairGame$ dari Haven Games. Kedua game tersebut sempat menghadapi hambatan dalam proses produksi, namun masih aktif dikembangkan setelah mayoritas proyek live-service Sony lainnya dihentikan.
Di sisi lain, arah baru Sony memberi harapan bagi penggemar setia game single-player. Bulan depan, Ghost of Yotei dijadwalkan rilis, disusul Marvel’s Wolverine dan spin-off Venom pada tahun depan. Dalam beberapa tahun mendatang, Naughty Dog juga tengah menyiapkan proyek ambisius berjudul Intergalactic.
Selain deretan tersebut, Sony disebut masih menyimpan beberapa proyek rahasia. Salah satunya adalah God of War bergaya Metroidvania, yang kabarnya akan diumumkan pada acara PlayStation dalam waktu dekat.
Langkah ini menunjukkan Sony mulai kembali ke jalur yang membuat mereka disegani di industri game. Setelah mencoba menunggangi tren live-service yang sudah meredup, kini mereka tampaknya berusaha mengembalikan reputasi sebagai rumah bagi pengalaman single-player yang inovatif dan mendalam.