Meski diluncurkan dengan sejumlah masalah, Take-Two Interactive tetap yakin Civilization 7 akan mencapai target nilai penjualan sepanjang masa yang telah mereka tetapkan. Keyakinan ini disampaikan CEO Take-Two, Strauss Zelnick, di tengah kritik keras yang membayangi perilisan game strategi tersebut awal tahun ini.
Sejak rilis pada Februari 2025, Civilization 7 menuai banyak keluhan, mulai dari pilihan gameplay yang kontroversial, fitur yang dianggap minim, hingga antarmuka pengguna (UI) yang dinilai kurang rapi. Ulasan pengguna di Steam pun masih bertahan di kategori “mixed”. Kritik paling keras datang dari basis pemain PC , yang memaksa pengembang Firaxis merilis janji perbaikan melalui sebuah roadmap.
Zelnick mengakui bahwa game ini mengalami “awal yang lambat”. Namun, ia menyebut bahwa seri Civilization memang cenderung meraih kesuksesan secara bertahap. “Saya bukan penganut teori long tail dalam industri hiburan, tetapi Civ adalah pengecualian. Proyeksi kami untuk nilai sepanjang masa game ini sejauh ini sesuai dengan ekspektasi awal,” ujarnya kepada IGN.
Ia menambahkan, meski telah dan akan terus ada perubahan, respons pemain terhadap Civilization 7 semakin positif. “Seiring waktu, saya percaya game ini akan menempati tempatnya di jajaran Civilization sebagai entri yang sukses dan kredibel,” kata Zelnick.
Pembaruan terbaru, versi 1.2.3, menghadirkan sejumlah penyesuaian pada UI dan quality-of-life, serta perubahan awal pada sistem Age Transitions untuk memberi rasa kesinambungan yang lebih mulus antar era. Firaxis memastikan bahwa pembaruan besar masih dalam proses, termasuk perubahan pada sistem Ages, replayability, serta cara pemain berinteraksi dengan peradabannya sepanjang sejarah. Namun, mereka mengingatkan bahwa pengembangan ini akan memakan waktu.